IP-CEPA Rampung, Peru Incar Ekspor Buah ke Indonesia
Indonesia dan Peru telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau IP-CEPA. Presiden Peru, Dina Ercilia Boluarte Zegarra mengatakan, dengan perjanjian tersebut, akses pasar buah asal negaranya akan lebih mudah.
Boluarte mengatakan negaranya merupakan pengekspor buah dan makanan super utama dunia, seperti quinoa, matcha, chia, dan bluberi. Menurutnya, implementasi IP-CEPA dapat mempermudah akses bluberi, anggur, quinoa, dan delima ke pasar Indonesia.
"Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan lembaga kesehatan terkait yang telah mewujudkan hal ini. Kami berharap pemerintah Indonesia dapat memajukan dialog lembaga teknis kedua negara untuk mempermudah masuknya produk dari Peru," kata Boluarte di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (11/8).
Boluarte menilai penandatanganan IP-CEPA merupakan bentuk tekad pemerintah kedua negara dalam mendorong perdagangan yang lebih bebas. Implementasi IP-CEPA dinilai dapat memperkuat pertukaran barang, dasar perjanjian investasi, dan dasar perdagangan elektronik.
Boluarte mengatakan Peru bisa menjadi destinasi investasi yang ideal bagi pengusaha asal Indonesia. Sebab, Peru memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4% sejak 2005, inflasi satu digit, nilai tukar yang stabil, dan suku bunga yang terkendali.
"Hal tersebut mencerminkan ketangguhan kebijakan makro ekonomi negara kami," katanya.
Boluarte menjelaskan, IP-CEPA akan menjadi dasar untuk memperdalam investasi antara kedua negara di bidang budaya, pariwisata, pertanian, perikanan, dan energi baru terbarukan. Karena itu, Peru akan fokus dalam menerima investasi yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan inklusif.
Secara khusus, Boluarte telah menyiapkan beberapa destinasi investasi di negaranya, seperti Kawasan Industri Ancon, Kota Bandara Internasional Jorge Chavez, dan Pelabuhan Chancay. Pemerintah Peru telah menyiapkan zona ekonomi khusus di ketiga kawasan tersebut untuk pelaku usaha.
"Peru bercita-cita menjadi pusat logistik utama di (sisi) Pasifik Amerika Selatan. memposisikan diri sebagai simpul integrasi perdagangan Asia Pasifik," ujarnya.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Peru atau IP-CEPA di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini, Senin (11/8). Komoditas yang akan menjadi andalan untuk masuk ke pasar Peru adalah kendaraan bermotor, alas kaki, dan rantai pendingin.
Budi mengatakan Peru berpotensi menjadi hub produk asal Indonesia di Amerika Latin. Walau demikian, Budi menekankan tujuan utama IP-CEPA adalah penetrasi pasar Peru mengingat Indonesia telah memiliki Indonesia-Chile CEPA yang berlaku pada 2019.
Budi menjadwalkan IP-CEPA baru dapat terimplementasi setelah proses ratifikasi di DPR rampung pada Agustus 2026. Walau demikian, Budi optimistis implementasi IP-CEPA dapat mendongkrak nilai perdagangan Indonesia dan Peru lebih dari 30%.
Nilai perdagangan Indonesia-Peru naik sekitar 35% secara tahunan pada tahun lalu menjadi US$ 480 juta atau sekitar Rp 7,82 triliun. Total surplus Indonesia dalam transaksi tersebut mencapai US$ 181 juta atau hampir Rp 3 triliun.
