Prabowo Bahas Percepatan Birokrasi Bidang Pangan Usai Dirut Agrinas Mundur
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.
Presiden Prabowo Subianto (kanan) bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kanan), dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (kiri) melihat lokasi panen raya padi di Desa Randegan Wetan, Ligung, Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025). Presiden Prabowo memimpin panen raya padi secara serentak bersama petani di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus atau Bappisus untuk mengontrol proses birokrasi bidang pangan agar tidak berbelit-belit. Arahan tersebut disampaikan saat Kepala Negara membahas pengunduran diri Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara Joao Angelo De Sousa Mota.
"Kami sudah diberi petunjuk-petunjuk setelah membahas Agrinas," kata Kepala Bappisus, Aris Marsudiyanto, di Istana Kepresidenan, Selasa (12/8).
Untuk diketahui, Joao menyampaikan alasan pengunduran dirinya disebabkan birokrasi Danantara yang berbelit-belit pada konferensi pers, Senin (11/8). Hal tersebut membuat Agrinas belum menerima anggaran meskipun sudah beberapa kali mengajukan studi kelayakan.
Aris menyampaikan Kepala Negara masih menilai proses birokrasi di dalam negeri masih berbelit-belit. Namun Aris menekankan pemangkasan birokrasi tetap dilakukan secara bertanggung jawab dan terukur.
Di sisi lain, Aris menilai pengunduran diri Joao disebabkan oleh perbedaan budaya birokrasi di pemerintah. Menurutnya, harus ada proses administrasi yang dilalui sebuah perusahaan negara sebelum mendapatkan anggaran.
"Memang ada proses administrasi yang harus dijalankan, dan itu harus sabar. Namun beliau orang baik dan pintar, Pak Prabowo selalu cari putra terbaik," katanya.
Dirut Agrinas Pangan Mengundurkan Diri
Sebelumnya, Joao mengatakan salah satu alasan pengunduran dirinya adalah Agrinas Pangan yang belum mendapatkan anggaran selama enam bulan. Padahal, dia sudah mengajukan kajian studi sebanyak 3-4 kali pada Danantara.
Dia mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memiliki visi dan misi serius dalam membangun pertanian Indonesia. Dia menilai Prabowo ingin membuat langkah percepatan untuk membangun pertanian Indonesia yang sudah tertinggal, sehingga bisa mencapai kedaulatan pangan.
"Tapi ini tidak didukung oleh para para pembantu-pembantunya, sehingga kami sampai hari ini tidak mendapatkan dukungan maksimal untuk bisa melakukan langkah-langkah nyata yang sudah kami siapkan, termasuk dukungan anggaran bagi Agrinas Pangan Nusantara," ujarnya.
Joao menyatakan punya visi besar dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. Namun dalam perjalanannya, ia menganggap bahwa BPI Danantara belum maksimal membantu mewujudkan visi ini. Padahal, badan investasi itu dibentuk untuk membantu Agrinas dalam mencapai kinerja terbaik.
Dia mengaku merasa gagal mewujudkan ketahanan pangan. "Saya merasa malu dan sangat bertanggung jawab atas sesuai yang terjadi selama enam bulan ini,” ujarnya.
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Tia Dwitiani Komalasari
