Pemerintah Mulai Bahas Kontruksi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan Jepang

Andi M. Arief
15 Agustus 2025, 10:00
Kereta cepat Whoosh melintas di Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (31/7/2025).
ANTARA FOTO/Abdan Syakura/bar
Kereta cepat Whoosh melintas di Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (31/7/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah mulai membahas konstruksi kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya dengan investor asal Jepang. Namun pemerintah belum memutuskan apakah akan meneruskan rute kereta cepat Jakarta-Bandung atau membangun jalur baru.

Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi mengatakan pemerintah masih mempertimbangkan pengajuan rencana perpanjangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung oleh investor asal Cina. Menurutnya, pemerintah akan memilih usulan dengan nilai yang lebih baik dalam penentuan investor proyek tersebut.

"Investor asal Jepang mensyaratkan beberapa hal dalam pembangunan kereta semi-cepat. Sementara itu, kita belum spesifik melakukan pembicaraan dengan investor asal Cina. Walau demikian, kami tetap harus mengkaji jalur mana yang akan kami gunakan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya," kata Dudy di Jakarta Pusat, Kamis (14/8).

Sementara itu, Dudy telah mengajukan pembentukan satuan tugas khusus kereta cepat kepada Presiden Prabowo Subianto atas permintaan investor asal Cina. Menurutnya, Kepala Negara telah menerima usulan pembentukan gugus tugas tersebut melalui Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

Untuk diketahui, Satgas Kereta Cepat terakhir kali dibentuk pada 2023 untuk mempercepat uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung. Dudy menyampaikan pembentukan Satgas Kereta Cepat kali ini bertujuan untuk mempercepat koordinasi antar pemerintah yang dibutuhkan investor asal Negeri Panda.

Di sisi lain, Dudy mengaku pihaknya belum menentukan jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya. Namun Dudy memastikan pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan proyek tersebut.

"Presiden sudah memberi arahan agar dikaji kemungkinan perpanjangan kereta cepat ke Surabaya. Saat ini, kami harus mengkaji jalur mana yang akan kami gunakan,apakah utara, selatan, atau tengah," katanya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan jalur kereta semi cepat berbeda dengan rel Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang saat ini telah beroperasi dengan layanan Whoosh.

Risal menyebut studi tersebut tengah mempertimbangkan dua rute alternatif, yakni jalur utara dan jalur selatan. Namun, ia belum memberikan kepastian kapan kajian tersebut akan selesai.

Menurut Risal, proyek ini berpotensi dilakukan melalui dua skema, yakni investasi penuh oleh pihak swasta atau kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Dengan demikian, investor akan bertanggung jawab mulai dari pra-studi kelayakan, studi kelayakan dan dana konstruksi.

Kemenhub sebelumnya menargetkan studi kelayakan perpanjangan kereta cepat Jakarta hingga Surabaya rampung akhir 2024 sehingga konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya bisa dimulai pada pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

Kereta Cepat Jakarta - Surabaya merupakan perpanjangan dari trase Kereta Cepat Jakarta - Bandung. Proyek ini akan memangkas waktu tempuh Jakarta - Surabaya dari 10 jam menjadi 3,5 jam melalui jalur darat. Pemerintah sebelumnya menargetkan, tarif Kereta Cepat Jakarta - Surabaya akan lebih ekonomis dibandingkan Jakarta - Bandung atau Whoosh.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...