Istana Tanggapi Dugaan Nampan Makan Bergizi Gratis Mengandung Minyak Babi

Muhamad Fajar Riyandanu
27 Agustus 2025, 07:33
makan bergizi gratis
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU
Siswa bersiap menyantap makanan saat pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana di SMP Negeri 2 Tabanan, Desa Delod Peken, Tabanan, Bali, Kamis (21/8/2025). Program MBG yang perdana digelar di wilayah desa tersebut melayani lima sekolah dengan jumlah 3.200 siswa untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Istana Kepresidenan menanggapi narasi dugaan nampan untuk program makan bergizi gratis (MBG) mengandung minyak babi. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menekankan bahwa perlu ada pembuktian hasil laboratorium untuk menguji temuan yang berkembang di publik saat ini.

Hasan menyebut nampan-nampan yang diduga mengandung minyak babi dapat diuji oleh laboratorium independen maupun oleh otoritas pemerintah, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ia juga mengatakan telah berkomunikasi dengan Kepala BPOM, Taruna Ikrar.

“Kalau memang ada Kekhawatiran soal itu, kita uji saja. Bisa diuji di BPOM,” kata Hasan kepada wartawan di Kantor Komunikasi Kepresidenan, Gedung Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Jakarta pada Selasa (26/8).

Sejauh ini, pihaknya belum memeroleh bukti soal dugaan nampan program MBG mengandung minyak babi. Ia meminta agar publik bersikap tenang dan menunggu hasil uji resmi. “Sejauh ini kami tidak menemukan. Jadi itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu perlu diperiksa,” ujar Hasan.

Narasi mengenai nampan MBG terkontaminasi minyak babi berawal dari hasil laporan investigasi Indonesia Business Post (IBP) yang dipublikasikan pada 25 Agustus 2025. Dalam laporannya, IBP melakukan liputan di wilayah Chaoshan, Provinsi Guangdong, Cina.

Laporan tersebut menyebutkan terdapat sekitar 30–40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk yang diduga digunakan dalam program MBG di Indonesia. Laporan itu juga menyoroti dugaan pemalsuan label "Made in Indonesia" dan logo Standar Nasional Indonesia (SNI) pada nampan yang diproduksi di Cina.

Lebih jauh, laporan itu juga menemukan penggunaan bahan tipe 201 yang diduga memiliki kandungan mangan tinggi sehingga tidak aman untuk makanan asam, serta adanya indikasi penggunaan minyak babi (lard) dalam proses produksi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...