Patriot Bond: Berapa yang Akan Disetor Konglomerat Terkaya Indonesia?

Martha Ruth Thertina
29 Agustus 2025, 14:11
Foto tumpukan dolar AS dan rupiah.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar
Foto tumpukan dolar AS dan rupiah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara membidik dana puluhan triliun dari Patriot Bond yang ditawarkan ke pengusaha. Kabarnya, para konglomerat terkaya nasional setidaknya akan menempatkan masing-masing Rp 3 triliun.

Berdasarkan informasi yang bersirkulasi di kalangan bisnis, nominal penempatan dana diharapkan sesuai “tingkat kekayaan” -- terendah di rentang Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun, kemudian di kisaran Rp 1,5 triliun, dan yang tertinggi di atas Rp 3 triliun. “Rumornya, sepuluh konglomerat terkaya yang diminta Rp 3 triliun,” kata Sumber yang enggan disebutkan namanya kepada Katadata.

Sumber-sumber yang mengetahui rencana penerbitan obligasi tersebut menjelaskan, Patriot Bond ditawarkan dengan bunga 2% per tahun untuk 5 sampai 7 tahun. Ini artinya, bunga yang ditawarkan tak sampai separuh bunga pasar. Meski begitu, para pengusaha bersedia ikut, bahkan kabarnya ada beberapa pengusaha yang tak ditawarkan Patriot Bond, mempertimbangkan ikut serta.

Lantas, apa alasannya? Dugaan yang berkembang, adanya kekhawatiran akan pengaruhnya ke bisnis. Sebagai catatan, Patriot Bond berjenis Perpetual Bond yaitu obligasi berbunga abadi karena tidak memiliki waktu jatuh tempo atau maturity date. Artinya, Patriot Bond sifatnya bisa berkelanjutan. Menurut beberapa pelaku pasar, penarikan dana bisa saja dilakukan tapi mungkin tidak mudah karena kekhawatiran dicap tak patriotik.

Sebelumnya, Danantara melakukan peluncuran Patriot Bond di depan para pengusaha Tanah Air. Dalam foto acara yang diterima Katadata, hadir sederet pemilik maupun petinggi grup bisnis besar aneka sektor antara lain minerba, energi, perkebunan, retail, otomotif, dan penerbangan.

Beberapa hari berselang, Danantara merilis semacam catatan harian perusahaan “Danantara Indonesia Diaries” yang menjelaskan tentang obligasi tersebut. Menurut catatan harian itu, Patriot Bond adalah ajakan bagi para pebisnis terkuat Indonesia untuk bergotong royong membangun perekonomian bangsa. “Sebuah panggilan untuk turut memikul beban bangsa, menyatukan sumber daya, demi proyek-proyek yang akan mengubah masa depan,” demikian tertulis.

Proyek pemanfaatan sampah untuk menjadi sumber energi pembangkit listrik atau Waste-to-Energy jadi salah satu yang rencananya akan didanai obligasi ini.

Dukungan Patriot Bond dari Konglomerat

Sejumlah konglomerat Tanah Air telah memberikan pernyataan dukungan terhadap Patriot Bond. Pendiri Grup Barito Prajogo Pangestu menegaskan pembangunan Indonesia merupakan tanggung semua pihak, termasuk pengusaha. "Inisiatif Danantara Indonesia melalui Patriot Bond memberikan kesempatan bagi dunia usaha untuk berkontribusi dalam transformasi ekonomi nasional dengan tata kelola yang baik dan berkelanjutan,” ujar Prajogo seperti dikutip dari Antara

Hal senada disampaikan oleh Franky Widjaja yang merupakan pemimpin Grup Sinar Mas. Franky menilai bahwa Patriot Bond akan memperkuat kolaborasi pemerintah dan dunia usaha dalam membangun perekonomian. “Instrumen ini memberi kepastian investasi sekaligus mempercepat pertumbuhan yang inklusif bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari Bos Grup Adaro Garibaldi “Boy” Thohir. Menurut dia, Patriot Bond mencerminkan semangat gotong royong yang telah menjadi kekuatan bangsa. “Melalui instrumen ini, dunia usaha dapat ikut memastikan pembiayaan pembangunan nasional lebih mandiri dan berkelanjutan. Kami mendukung program ini, apalagi Patriot Bond ini akan mendanai proyek-proyek Waste-to-Energy yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia,” ujarnya. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila, Ira Guslina Sufa

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...