Evaluasi MBG hingga TKD, Ini Rekomendasi LPEM UI untuk Pemulihan Sosial Ekonomi

Rezza Aji Pratama
5 September 2025, 10:39
LPEM UI
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/bar
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Samarinda Ulu 2 di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (27/8/2025). Menurut data per 15 Agustus 2025, Badan Gizi Nasional (BGN) telah berhasil membentuk 5.885 SPPG dan melayani 20,5 juta penerima manfaat berupa MBG yang terse di seluruh Indonesia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM-FEB UI) mendorong pemerintah mengembalikan kepercayaan publik dengan kebijakan yang lebih terukur, berbasis bukti, dan berpihak pada kelompok rentan.

Dalam keterangan resminya, LPEM menyoroti memburuknya kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang belakangan mendorong aksi massa di berbagai daerah. LPEM menyebut sejumlah masalah seperti turunnya aktivitas ekonomi di level bawah, meningkatnya pengangguran, lonjakan harga kebutuhan pokok, hingga terbatasnya akses layanan dasar. Kondisi ini diperburuk oleh ketidakpastian global dan ketimpangan beban antara elite dan kelas menengah.

“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa penciptaan lapangan kerja berkualitas hanya akan memperlebar ketimpangan. Begitu juga pencapaian target stok pangan tanpa menjaga keterjangkauan harga justru meningkatkan beban hidup masyarakat,” tulis pernyataan LPEM, Kamis (4/9).

LPEM menilai sejumlah program pemerintah berjalan terlalu cepat tanpa ruang adaptasi yang cukup di kementerian maupun daerah. Minimnya partisipasi masyarakat sipil dan pelaku ekonomi kerakyatan membuat kebijakan kerap berdampak negatif. Oleh sebab itu, lembaga riset ekonomi tertua di Indonesia tersebut mendesak pemerintah mengembalikan proses pengambilan kebijakan ke jalur teknokratis dan transparan, serta membuka kembali ruang komunikasi dengan publik.

Rekomendasi Jangka Pendek

LPEM memberikan sembilan langkah konkrit yang dapat ditempuh pemerintah, antara lain:

  • Mengevaluasi program besar seperti Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih, dengan uji coba dan prioritas pada kelompok paling membutuhkan.
  • Membatalkan pengurangan dana transfer ke daerah, karena akan langsung menekan layanan publik.
  • Melakukan perampingan birokrasi, alih-alih menambah kementerian atau badan baru.
  • Mengembalikan fungsi pemerintah sebagai stabilisator harga beras, bukan sekadar pengelola cadangan.
  • Meluncurkan program padat karya jangka pendek untuk menambah pendapatan rakyat dan memperbaiki infrastruktur dasar.
  • Menyediakan kebijakan yang juga menyasar kelas menengah, misalnya akses kredit, transportasi publik, pendidikan, dan kesehatan.
  • Mengevaluasi sistem remunerasi pejabat negara, agar bonus dan tunjangan terkait langsung dengan kinerja ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
  • Menjamin transparansi data ekonomi agar validitas dan kepercayaan publik terjaga.
  • Memperbaiki komunikasi publik dengan empati dan keterbukaan terhadap aspirasi masyarakat.

Selain langkah darurat, LPEM menekankan perlunya strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing ekonomi nasional. Fokus kebijakan harus mencakup pengembangan SDM, penelitian dan inovasi, penguatan kelembagaan, perbaikan iklim usaha, pembangunan konektivitas, serta pemberantasan korupsi.

“Pemerintah perlu menegakkan kembali prinsip evidence-based policy agar setiap keputusan tidak hanya mengejar pencapaian statistik, tetapi benar-benar meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tegas LPEM.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...