Wamenhan Tekankan Pentingnya Intelektual Pertahanan di Tengah Banjir Informasi

Ade Rosman
24 September 2025, 14:19
wamenhan, pertahanan
Katadata/Fauza Syahputra
Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto memberikan sambutannya dalam ‘Defence Intellectual Community: Memperkokoh Narasi dan Tatanan Negara untuk Kedaulatan dan Kesejahteraan Bangsa’ yang digelar di President Lounge, Batavia Tower, Jakarta, Rabu (24/9).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto menyatakan upaya membangun ketahanan nasional tidak hanya berfokus pada dimensi fisik, namun juga harus diiringi dengan keseimbangan pada taraf intelektual dan kognitif. 

Hal itu ia sampaikan saat membuka acara ‘Defence Intellectual Community: Memperkokoh Narasi dan Tatanan Negara untuk Kedaulatan dan Kesejahteraan Bangsa’ yang digelar di President Lounge, Batavia Tower, Jakarta, Rabu (24/9). 

Donny meyakini kolaborasi antara pemerintah, akademisi, serta masyarakat dapat memudahkan tercapainya ketahanan nasional. 

“Saya meyakini, melalui kolaborasi dan sinergi yang kuat antara pemerintah, kawan-kawan akademisi, dan masyarakat, kita mampu membangun ketahanan nasional yang tangguh tidak hanya pada dimensi fisik, tetapi juga pada taraf intelektual dan kognitif,” kata Donny. 

Ia menyoroti cepatnya arus informasi yang beredar yang kerap digunakan untuk menyerang kepentingan nasional. Donny mengatakan, perlu respons yang proaktif dan terukur untuk menghadapi banjir informasi ini, bukan sekadar respons yang reaktif. 

Pada kesempatan yang sama, Donny juga memaparkan konsep Defence Intellectual Management (DIM) yang digagas Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Konsep ini diharapkan dapat menjadi suatu upaya untuk meningkatkan kapasitas diri di tengah permasalahan negara yang semakin kompleks. 

Intelektual Pertahanan Sama Pentingnya dengan Alutsista

Pada kesempatan yang sama, Founder Aliansi Cendekia Tagaroa Budi Susilo Soepandji menyampaikan hal serupa. Ia menyebut, selain Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) atau peralatan militer, intelektual pertahanan juga merupakan hal penting lainnya. 

“Saya tidak mengatakan senjata tidak penting, senjata itu penting. Tetapi kalau senjata itu lumpuh, gara-gara intellectual defense-nya ini lumpuh, sangat tidak benar,” kata dia. 

Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Founder Aliansi Cendekia Tagaria (ACT) Kamrussamad, Ketua Umum Ikatan Alumni Unhan sekaligus anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono, Guru Besar FH UI & Co-Founder ACT Satya Arinanto, serta DPP APKASINDO Mutiara Panjaitan. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...