Bos Danantara soal Perubahan Direksi GOTO: Sinyal Positif Merger dengan Grab

Muhamad Fajar Riyandanu
27 November 2025, 18:00
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani berjalan usai mengikuti rapat terbatas Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani berjalan usai mengikuti rapat terbatas Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani menilai rencana perubahan susunan direksi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) merupakan sinyal positif terhadap upaya penggabungan usaha atau merger Grab dan Gojek.

Menteri Investasi dan Hilirisasi itu menilai peluang terjadinya merger dua perusahaan penyedia jasa transportasi daring itu kian menguat seiring akan terjadinya perubahan susunan direksi dan komisaris GOTO dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Desember mendatang.

“Ini positif. Sinyalnya positif,” ujarnya Rosan sembari memberi isyarat acungan jempol kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (27/11).

Rosan menekankan, proses merger Grab dan Gojek masih terus berjalan. “Masih berjalan,” kata Rosan.

Direktur Utama GOTO Patrick Walujo telah mengajukan pengunduran dari jabatannya pada 24 November lalu. Langkah tersebut juga ditempuh oleh Ade Mulyana sebagai direktur serta Pablo Malay dan Winato Kartono dari jabatan mereka sebagai komisaris.

Pemerintah tengah menyiapkan Danantara untuk berpartisipasi dalam upaya penggabungan usaha atau merger Grab dan Gojek. Menteri Sekretaris Negara atau Mensesneg Prasetyo Hadi mengatakan pemerintah tengah menggodok ketentuan yang dapat mengatur merger kedua perusahaan transportasi ojol itu. Pemerintah telah membicarakan rencana ini dengan para pimpinan Grab dan Gojek.

“Danantara ikut terlibat, karena ada proses korporasi yang menjadi bagian dari yang dibicarakan,” kata Prasetyo di Istana Merdeka Jakarta pada Jumat (7/11).

Kabar Grab dan Gojek akan merger sempat muncul pada Juni, tapi dibantah kedua perusahaan. Isu itu kini dibahas lagi, menjelang penerbitan Peraturan Presiden alias Perpres ojol oleh Presiden Prabowo Subianto pada akhir tahun ini.

Politikus Partai Gerindra itu menilai rencana merger Grab dan Gojek merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada para mitra ojek online atau ojol. Prasetyo menganggap merger keduanya bertujuan untuk menjaga keberlangsungan usaha sekaligus menjaga lapangan kerja jutaan mitra pengemudi ojol.

“Perusahaan ini menyediakan layanan, sehingga tercipta tenaga kerja. Saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu jumlahnya cukup besar. Kami tersadar bahwa ojol merupakan pahlawan ekonomi,” ujarnya.

Skema peleburan Grab dan Gojek menjadi perusahaan tunggal ini merupakan salah satu pembahasan dalam rancangan Peraturan Presiden atau Perpres yang mengatur status, perlindungan dan tarif untuk pengemudi atau mitra ojol.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...