Prabowo ke Langkat, Tinjau Langsung Perbaikan Infrastruktur di Sumatera Utara
Presiden Prabowo Subianto mengunjungi Posko Pengungsian Banjir Langkat di MAN 1 Langkat, Desa Pekubuan, Sumatera Utara. Kepala Negara ingin memantau langsung perbaikan dampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Salah satu infrastruktur yang menjadi sorotan Presiden Prabowo yakni sektor sumber daya air, seperti tanggul dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Prabowo mengatakan pemerintah akan segera mengatasi kekurangan air bersih dan air minum di Kabupaten Langkat.
“Perbaikan tanggul akan segera kami lakukan. Semua kekuatan kita, seperti TNI dan Kementerian Pekerjaan Umum, akan kami kerahkan,” kata Prabowo di MAN 1 Langkat, Sabtu (13/12).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir di Langkat disebabkan oleh jebolnya sembilan tanggul di kabupaten itu. Akibatnya, ketinggian genangan air di sejumlah wilayah Langkat mencapai 30 sentimeter hingga Jumat (12/12).
Prabowo terpantau tiba di MAN 1 Langkat sekitar pukul 12.09 WIB. Ia langsung memeriksa kondisi dapur umum sebelum mengunjungi tenda pengungsian dan posko kesehatan.
Prabowo menegaskan pemerintah akan membantu seluruh korban banjir di Kabupaten Langkat. "Kalian adalah keluarga kami. Kami tidak akan meninggalkan kalian sendiri,” katanya.
Berdasarkan laporan BNPB, hujan dengan curah tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Langkat selama hampir sepekan. Kondisi tersebut menyebabkan sungai meluap ke permukiman penduduk.
Derasnya aliran banjir juga membuat tanggul di Jalan Jurung, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, jebol di beberapa titik. Akibatnya, air dengan cepat membanjiri dua kecamatan sekaligus. Ketinggian muka air bahkan mencapai setinggi dada orang dewasa sehingga warga terpaksa mengungsi ke sejumlah lokasi.
BNPB mencatat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat telah mengakibatkan 990 orang meninggal dunia, 222 orang hilang, dan sekitar 5.400 orang terluka hingga Jumat (12/12) pukul 09.00 WIB.
Secara keseluruhan, bencana di Sumatra menyebabkan 157.800 rumah rusak. Kerusakan juga terjadi pada 1.200 fasilitas umum, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 498 jembatan, 290 gedung perkantoran, dan 219 fasilitas kesehatan.
