DPR Tetapkan Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI Gantikan Yudo Margono
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengesahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto menjadi panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono. Pengesahan itu disampaikan dalam rapat paripurna DPR RI ke-9 masa persidangan II tahun sidang 2023-2024, Selasa (21/11).
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid dalam rapat tersebut menyampaikan laporan hasil uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test yang telah dilaksanakan pada pekan lalu.
"Memberikan persetujuan terhadap pengangkatan calon Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai panglima TNI," kata Meutya.
Komisi I DPR RI menyutujui pemberhentian dengan hormat, Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI. "Serta memberikan apreaiasi atas dedikasinya," kata Meutya.
Usai mendengar paparan yang disampaikan Meutya, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta persetujuan para peserta rapat terkait laporan dari Komisi I tersebut."Setuju," kata anggota sidang menyetujui.
Sebelumnya, Agus telah menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Komisi I pada Senin (13/11). Agus merupakan calon tunggal Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono yang akan memasuki masa pensiun pada 26 November 2023.
"Saya memiliki visi TNI yang prima, yaitu TNI yang profesional, responsif, integratif, modern dan adaptif," kata Agus.
Agus berjanji membangun institusi TNI yang memiliki daya tahan dan daya tempur guna menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, dan tantangan negara. Adapun, misi sebagai penopangnya dibagi dalam lima poin.
Pada poin pertama ia menyebut tentang komitmen memelihara dan memantapkan profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan negara. Poin kedua, ia ingin meningkatkan kemampuan yang responsif dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis.
Poin ketiga ia ingin memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kepolisian, Kementerian/Lembaga dan komponen bangsa lainnya. Selanjutnya pada poin keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
“Kelima mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman,” ujar Agus.