Tentara Israel Bunuh Tiga Sandera karena Mengira Hamas
Tentara Israel membunuh tiga sandera karena diduga sebagai anggota Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya mengonfirmasi pada Sabtu bahwa mereka akan menggelar negosiasi baru terkait gencatan senjata.
Seorang pejabat militer Israel mengatakan tiga sandera yang terbunuh membawa bendera putih, menurut penyelidikan awal.
Ketiga sandera yang tewas yakni Yotam Haim diculik dari Kibbutz Kfar, Samer Talalka diculik dari Kibbutz Nir Am l, dan Alon Shamriz yang diambil dari Kibbutz Kfar Aza.
"Sandera lainnya yakni Inbar Haiman, 27 tahun, telah dibunuh di penawanan Hamas," kata Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy dikutip dari Reuters, Minggu (17/12). Namun ia tidak memerinci jumlah sandera yang tewas dan alasannya.
Hal itu terjadi ketika Israel masif menyerang Gaza selama dua pekan terakhir atau setelah gencatan senjata. Lokasi yang diincar Israel termasuk gedung YMCA atau Young Men's Christian Association.
Hampir 19 ribu orang di Gaza meninggal dunia akibat serangan sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Gaza. Ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Meski sandera tewas dan puluhan ribu warga Gaza meninggal dunia, Netanyahu menyebut konflik dengan Hamas merupakan perang eksistensial yang harus dilakukan sampai menang.
Ia ingin demiliterisasi Gaza, sehingga berada di bawah kekuasaan Israel.
Menurut dia, serangan Israel ke Gaza membantu dalam mencapai kesepakatan pembebasan sebagian sandera pada November. Ia menyatakan akan terus memberikan tekanan militer terhadap Hamas.
“Instruksi yang saya berikan kepada tim perunding didasarkan pada tekanan ini. Tanpa ini, kami tidak akan mendapatkan apa-apa,” katanya.
Namun Israel kini dikabarkan membuka peluang untuk kembali menggelar gencatan senjata. "Kepala intelijen Israel bertemu dengan perdana menteri Qatar," kata sumber. Qatar merupakan negara yang menjadi penengah dalam konflik Israel-Palestina.
Netanyahu disebut-sebut bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Eropa pada Jumat malam. "Perhatian beralih ke kemungkinan gencatan senjata baru di Gaza dan perjanjian damai terkait kesepakatan tahanan dan sandera," ujar sumber.