Kementan Sebut 2 Alasan Naiknya Harga Bawang: Corona & Terlambat Impor

Rizky Alika
10 Februari 2020, 20:18
Kementan Sebut 2 Alasan Naiknya Harga Bawang, Corona & Terlambat Impor.
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Pedagang berada samping karung berisi bawang putih di salahsatu kios Pasar Pagi, Tegal, Jawa Tengah, Senin (10/2/2020). Kementerian Pertanian (Kementan), telah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk komoditas bawang putih akibat menipisnya stok bawang putih di pasar.

Harga bawang putih terus mengalami lonjakan selama beberapa hari terakhir di pasar. Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, setidaknya ada dua alasanya yang menyebabkan kenaikan harga bawang, yakni karena virus corona hingga menipisnya stok di pasar akibat keterlambatan impor. 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan,  sejak virus corona merebak di kota Wuhan, Tiongkok, banyak pengusaha menahan stok bawang putih di gudang lantaran khawatir terjadi penyebaran virus. 

Sebagaimana diketahui, lebih dari 80% impor bawang putih Indonesia saat ini berasal dari Tiongkok.

(Baca: Risiko Menipisnya Impor Pertanian dari Tiongkok Imbas Virus Corona)

"Sejak ada lonjakan harga karena virus corona, pengusaha cenderung menahan bawang putih untuk tidak dikeluarkan," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (10/2).

Selain itu, ia juga mengakui impor bawang putih sempat tertunda. Sebab, pemerintah saat itu masih menunggu masukan dari para ahli terkait produk yang berpotensi menjadi media penularan virus corona.

Berdasarkan masukan para ahli, tanaman tidak menjadi media penularan virus corona. Oleh karena itu, Kementan baru menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih pada Jumat (7/2) lalu atau ketika harga bawang putih terlanjur mengalami lonjakan di pasar.

Menurut Kementan, stok bawang putih hingga Februari 2020 hanya berkisar 55-65 ribu ton. Sedangkan rata-rata konsumsi bawang putih mencapai 45-47 ribu ton per bulan.

(Baca: Pasokan Bawang Putih Menipis, Kementan Terbitkan Rekomendasi Impor)

Sementara guna menghindari terjadinya penimbunan stok,  Kantor Staf Presiden (KSP) menurutnya telah memerintahkan satgas pangan untuk mengecek gudang bawang putih milik pengusaha.

Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), rata-rata harga bawang putih ukuran sedang hari ini kembali melonjak mencapai Rp 55.300 per kilogram. Harga tersebut naik 17,9% dibandingkan pada awal Februari (4/2) seharga Rp 46.900 per kilogram.

Di wilayah DKI Jakarta, harga bawang putih per hari ini bahkan telah menembus Rp 69.150 per kilogram, dibanding 4 Februari lalu yang masih sekitar Rp 57.500 per kilogram. 

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor bawang putih pada 2019 mencapai 465 ribu ton atau setara US$ 529,96 juta, seluruhnya berasal dari Negeri Panda.

Pada 2018, impor bawang putih mencapai 582,99 ribu ton atau setara US$ 497,25 juta. Impor tersebut berasal dari Tiongkok sebanyak 580,84 ribu ton, Taiwan sebanyak 1,68 juta ton, India 464 ton, Singapura 36 kilogram, dan Malaysia 14 kilogram.

Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...