JK Kritik Mentan Terkait Pelibatan TNI dalam Sistem Cetak Sawah
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik langkah Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang melibatkan peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) dalam pelaksanaan program pertanian sistem cetak sawah. Pasalnya, program yang bertujuan untuk ekstensifikasi lahan itu lebih baik dijalankan dengan melibatkan peran serta pengusaha.
“Sistem pertanian tidak lagi seperti masa lalu dengan cara melakukan instruksi kepada petani, sekarang semua butuh perencananaan,” kata Kalla dalam acara Jakarta Food Security Summit keempat di Jakarta Convention Center, Kamis (8/6).
(Baca : BPK Pertanyakan Status Lahan pada Program Cetak Sawah Kementan - TNI)
Menurutnya, aparat militer hanya bisa menggerakkan petani, namun tidak efektif untuk meningkatkan produksi. Sementara yang diperlukan petani adalah dukungan teknologi untuk meningkatkan produktivitas sawah, di samping dukungan penyaluran agar hasil panen bisa segera didistribusikan dan dijual.
Karenanya, Kalla menyarankan agar Kementerian Pertanian bekerja sama dengan pengusaha. Sehingga bisa memberi kemudahan bagi petani dalam menjual hasil produksi dan menghasilkan pendapatan. “Kita harus melakukan pemerataan, terutama untuk petani,” jelasnya.
(Baca juga : Indonesia dan Malaysia Punya Strategi Sama Perkuat Ketahanan Pangan)
Dikonfirmasi perihal tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan bahwa peningkatan cetak sawah tidak mudah, namun bisa menjadi langkah awal sebagai upaya mencapai tingkat kesejahteraan petani. Menurutnya, dengan kerjasama dengan sejumlah pihak, program cetak sawah bisa mencapai 138 ribu hektare per tahun, naik 500% dari tahun sebelumnya yang hanya mampu mencatat sebesar 24 ribu hektare.
Setelah cetak sawah tercapai, Amran masih akan bekerjasama dengan pihak TNI Angkatan Darat untuk mendukung peningkatan produktivitas indeks pertanaman. “Tujuannya menekan biaya produksi dengan mekanisasi yang ujungnya kesejahteraan petani,” tuturnya.