Tiket Mahal Menggerus Pendapatan Angkasa Pura I Rp 300 Miliar
Kenaikan harga tiket pesawat beberapa waktu lalu berdampak cukup signifikan terhadap kinerja keuangan operator bandara PT Angkasa Pura I. Perseroan berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp 300 miliar dalam waktu lima bulan akibat sepinya penumpang.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menyatakan, berdasarkan catatan perusahaan, sejak awal tahun hingga Mei 2019 terjadi penurunan trafik penumpang sekitar 15-20% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Dampak terhadap finansial hitungan kami dari awal tahun hingga bulan Mei sekitar Rp 300 miliar,” kata dia di Jakarta, Kamis (23/5).
Adapun potensi pendapatan yang hilang tersebut berasal dari bisnis aero atau penerbangan. Karena itu, ia berharap bisa mengembalikan kerugian tersebut dengan menggenjot dari sisi bisnis non-aero.
(Baca: Angkasa Pura II Beri Insentif Penerbangan Tambahan Selama Lebaran 2019)
“Non-aero kan masih bisa ditingkatkan. Jadi total pendapatan kami masih bisa dicapai,” katanya.
Namun, untuk menggenjot bisnis non-aero, Faik mengatakan tergantung karakteristik bandara. Apabila bandara yang potensial melayani pariwisata, pihaknya akan membuat semacam paket wisata dan sebagainya.
Meski bisnis penerbangan tengah menantang dengan isu harga tiket pesawat yang mahal, perusahaan menyatakan bakal tetap melanjutkan rencana investasi tahun ini. Pada 2019, Angkasa Pura I mengalokasikan senilai Rp17,5 triliun untuk membangun sejumlah infrastruktur bandara.
(Baca: Tiket Pesawat Mahal, Pemudik Gunakan Tol Merak-Tangerang Melonjak)
“Tidak ada rencana reschedule investasi. Ini kan sangat urgent ya, bagimana kami bisa meningkatkan kapasitas di seluruh bandara yang kami operasikan,” katanya.
Bandara yang saat ini sedang dikembangkan adalah Bandara Kulonprogo (Yogyakarta International Airport), Bandara Banjarmasin yang ditargetkan rampung pada Oktober mendatang, Bandara Makassar, Surabaya, Manado dan Nusa Tenggara Timur.
(Baca: Beri Diskon di HUT Kementerian BUMN, Garuda Rugi Rp 173 Miliar)
“Jadi, dalam 1,5 hingga dua tahun ini sudah berubah wajah bandara kita di Makassar jadi lebih bagus dan luas, kemudian Surabaya Terminal 1 kami akan revitalisasi juga, Manado, NTT jadi lebih cantik,” katanya.
Adapun selama musim libur Lebaran 2019, pihaknya mencatat sudah ada pengajuan penerbangan tambahan sekitar 1.628 penerbangan. Namun, angka ini lebih rendah dari tahun lalu, yang mencapai 5.245 penerbangan
Salah satu upaya untuk meningkatkan trafik penerbangan selama masa Posko Angkutan Udara Lebaran ini, untuk penerbangan tambahan (extra flight) domestik dan internasional, Angkasa Pura I juga melakukan pembebasan pengenaan tarif. Fasilitas ini berlaku untuk layanan landing charge dan extended mulai tanggal 29 Mei hingga 13 Juni 2019.