Menhub Minta KAI Antisipasi Lonjakan Penumpang pada Puncak Libur Natal
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Api Indonesia siap mengantisipasi lonjakan penumpang menjelang puncak Natal dan Tahun Baru 2019. Persiapan tersebut, tak hanya dari sisi pelayanan tapi juga dari segi pengamanan berkoordinasi dengan TNI/Polri.
"Pada hari-hari puncak saya minta KAI mempersiapkan semaksimal mungkin kapasitas yang ada," kata Budi usai memimpin Apel Gelar Pasukan Persiapan Natal dan Tahun Baru di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (19/12).
(Baca: KAI Prediksi Jumlah Penumpang Libur Natal dan Tahun Baru 1,2 Juta )
Dia juga meminta KAI siap mengantisipasi situasi di daerah rawan bencana, seperti longsor di musim hujan serta lintasan sebidang. Yang mana apabila ada suatu pergerakan lebih dari biasanya, butuh perhatian daerah operasi kereta api, Pemda dan kepolisian setempat.
Sementara itu, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan pihaknya sudah siap menghadapi masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2018. Pada periode tersebut, KAI memprediksi akan ada kenaikan penumpang sebesar 4% dari 5,1 juta penumpang menjadi 5,3 juta penumpang.
"Akan ada penambahan kursi menyesuaian tiket yang terjual per hari yaitu sebesar 67%," katanya.
Menghadapi angkutan Natal dan Tahun Baru 2018/2019, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2018/2019 selama 18 hari, yakni dari 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019.
Dari aspek sarana KA, tahun ini KAI menyiagakan 444 unit lokomotif dan satu unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan. Sementara untuk jumlah KA, tahun ini KAI menyiapkan 346 perjalanan KA reguler serta 48 perjalanan KA tambahan untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini.
Sehingga total jumlah KA yang siap melayani masyarakat pada masa angkutan Nataru kali ini adalah 394 perjalanan KA.
Jumlah ini meningkat 5% dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu, yakni sebesar 375 perjalanan KA (335 KA reguler dan 40 KA tambahan). KAI mendeteksi sebanyak 305 titik rawan berupa banjir, longsor, dan amblas di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera.
(Baca: KAI: Tiket Kereta untuk Natal dan Tahun Baru Terjual 51%)
Untuk itu, KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dsb di titik-titik yang telah ditentukan.
Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan KA. Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan.
KAI juga menyiapkan 6.172 personel pengaman yang terdiri dari 1.332 personel Polsuska, 3.876 "personel security", dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyak 950 personel termasuk K-9. Personel pengaman tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya seperti dipo lokomotif dan kereta.