Siasat Kopi Kulo Berkolaborasi untuk Dongkrak Penjualan saat Pandemi
Penjualan kopi menurun di masa pandemi corona. Pebisnis mencoba beragam cara untuk mendongkrak lesunya penjualan, di antaranya menjajaki peluang kolaborasi dengan pihak lain seperti yang dijalankan Kopi Kulo.
Perusahaan Kulo Group melalui lini bisnis, Kedai Kopi Kulo, gencar berkolaborasi selama pandemi, baik dengan brand lain maupun dengan komunitas.
Marketing Manager Strategic & Mobility Kedai Kopi Cherokee Dwisekti Wicaksono menyebutkan keuntungan kolaborasi. Pertama, memperkenalkan brand. Kedua, mendapatkan pasar dari kedua brand yang bekerja sama.
"Dengan kolaborasi, kami bisa mendapat pengguna dari dua media yang berbeda," kata Cherokee kepada katadata.co.id, Jumat (11/9).
Pada Agustus lalu misalnya, Kopi Kulo menjadi salah satu sponsor webinar classroom Urban Sneaker Society selama sepekan. Upaya ini menurutnya cukup berhasil memperkenalkan brand Kopi Kulo sekaligus menyasar target pasar yang dituju yakni kaum urban.
Atau pada saat mereka kolaborasi bersama Hydro Coco, minuman kelapa dalam kemasan. Kolaborasi ini menghasilkan empat varian rasa minuman Cocolapa, Pink Paradise, Coco Latte, dan Pinacoco yang dipasarkan untuk masyarakat yang mencari minuman segar selama berada di rumah (stay at home) .
"Dengan inisiatif dan perubahan jalur pemasaran selama pandemi, kontrubusi penjualan online kami naik menjadi 70% dari yang sebelumnya 55% dibandingkan penjualan di gerai," katanya.
Pandemi corona memukul gerai Kulo yang berada mall, foodcourt, stasiun dan bandara tutup akibat pembatasan sosial. Jumlahnya 20% dari total gerai.
Sebelum menempuh kolaborasi, perusahaan memulai beragam cara mempertahankan bisnis, di antaranya menjual produk kopi literan seharga Rp 65 hingga Rp 75 ribu per botol.
Kemudian perusahaan mengubah strategi penjualannya dari gerai fisik ke platform e-commerce serta bekerja sama dengan perusahaan dompet digital dan aplikasi pihak ketiga. Promo yang ditawarkan beragam, mulai dari cashback hingga voucher diskon.
"Responsnya sangat baik. Banyak pembeli memesan melalui aplikasi Gojek ataupun Grab. Strategi ini cukup membantu selama gerai tutup," kata
Hingga saat ini Kedai Kopi Kulo telah memiliki 320 gerai di seluruh Indonesia dan ditargetkan meningkat menjadi 500 gerai hingga akhir tahun.
Startup kuliner Kopi Kenangan dan Fore Coffee juga menjalankan strategi khusus berupa promosi untuk mendorong transaksi di tengah pandemi corona. Diskon yang ditawarkan berupa potongan harga Rp 20 ribu hingga Rp 45 ribu, dan uang kembali (cashback) 100%.
Fore bekerja sama dengan ShopeePay untuk menyediakan voucer diskon Rp 20 ribu seharga Rp 1. Voucer itu bisa diperoleh melalui aplikasi Shopee, bagian ‘Deals Sekitarmu’. Promosi itu berlaku selama 18 Agustus hingga 9 September. Fore mencatat, ribuan voucer Rp 1 itu telah terjual hingga saat ini.
"Harapan kami, meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia. Semoga perlahan bisa memulihkan kembali roda perekonomian Indonesia," kata Head of Business and Marketing Fore Coffee Shintia Xu dikutip dari siaran pers, Kamis (27/8).
Fore juga menambakan menu baru untuk menggaet konsumen. Produk baru ini berfokus meningkatkan imun tubuh, seperti Wedang Uwuh dan Temulawak Rempah. Perusahaan juga menawarkan kopi literan.
Pemain kopi kekinian lainnya, Kopi Kenangan juga berinovasi selama pandemi. Kopi Kenangan bekerja sama dengan Nyonya Meneer meluncurkan produk varian jamu yaitu Kunyit Kelapa Delight, Jahe Jeruk Squash, dan Sari Asam Splash.
Minum kopi saat ini sudah menjadi tren dan gaya hidup masyarakat. Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22% per tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton.
Sekitar 94,5% produksi kopi di Indonesia dipasok dari pengusaha kopi perkebunan rakyat. Adapun 81,87% produksi kopi nasional merupakan jenis robusta yang berasal dari sentra kopi di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Detailnya bisa dilihat dalam databoks berikut: