Cek Data: Benarkah Solo ‘Diguyur’ Proyek Pemerintah karena Gibran?

Reza Pahlevi
30 Oktober 2023, 07:57
Pengunjung berdiri di depan Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/2/2023). Masjid tersebut merupakan hadiah dari Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan kepada Presiden Joko Widodo dan diharapkan menjadi salah satu desti
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Pengunjung berdiri di depan Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah.

Penetapan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto menuai polemik. Rekam kariernya pun disorot. Salah satunya Wali Kota Surakarta tersebut mendapatkan keistimewaan dari pemerintah pusat dengan guyuran berbagai proyek strategis selama dirinya menjadi kepala eksekutif di kota tersebut. 

Guyuran tersebut dituding sarat kepentingan karena status Gibran sebagai anak sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Lalu bagaimana data proyek pemerintah pusat di Solo? Benarkah ada keistimewaan untuk Gibran?

Kontroversi

Dugaan bahwa Kota Surakarta atau Solo “dibanjiri” proyek yang dibiayai pemerintah pusat salah satunya muncul di X atau Twitter. Akun @elisa_jkt menyebut ada delapan dari 16 program strategis Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta yang dibiayai pemerintah pusat. 

“Di Indonesia, mungkin satu-satunya kota sekunder yang punya banyak proyek pusat ya Solo. Anaknya siapa dulu dong?” kata Elisa pada 15 Oktober 2023.

Mengutip situs Pemkot Surakarta, ada 16 prioritas pembangunan selama pemerintahan Gibran. Proyek-proyek tersebut antara lain Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Islamic Center, rel layang Simpang Tujuh Joglo, revitalisasi Technopark, revitalisasi Ngarsopuro dan koridor Gatot Subroto, serta revitalisasi Pura Mangkunegaran.

Lalu, revitalisasi Kebun Binatang Jurug, Shelter Manahan, revitalisasi Lokananta, revitalisasi Taman Balekambang Solo, revitalisasi Sentra IKM Mebel Gilingan, revitalisasi Pasar Jongke, Museum of Culture and Technology, PLTSa Putri Cempo, revitalisasi GOR Indoor Manahan, dan penataan kawasan kumuh Semanggi-Mojo.

(Baca: Jejak Dinasti Politik Keluarga Presiden dari Soekarno Hingga Jokowi)

Sejumlah media telah mengangkat daftar proyek ini sebagai berita. Menurut Kompas.com, proyek-proyek prioritas Gibran yang dibiayai APBN adalah rel layang Simpang Joglo, revitalisasi Taman Balekambang, revitalisasi Pasar Jongke, revitalisasi Pasar Mebel Gilingan, revitalisasi Lokananta, penataan Jalan Ngarsopuro-Gatot Subroto, renovasi Pura Mangkunegaran, PLTSa Putri Cempo.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengakui memang ada proyek Kementerian PUPR di Solo. Namun, ini tidak berarti menganakemaskan kota asal Presiden Joko Widodo tersebut.

“Kalau ada beberapa program di situ ya memang pas ada di situ, tapi tidak ada namanya karena prioritas. Ya memang kebutuhan,” kata Basuki dikutip dari Kompas.com, pada Rabu, 25 Oktober.

Faktanya

Proyek-proyek yang disebut dalam pemberitaan Kompas.com memang bersumber dari APBN. Namun, ini tidak bisa menunjukkan ada pengistimewaan untuk Solo karena Gibran anak presiden.

Data tersebut hanya menunjukkan proyek-proyek pemerintah pusat selama Gibran menjabat. Namun tidak dibandingkan dengan proyek semasa wali kota sebelumnya atau dengan proyek-proyek di daerah lain. 

Untuk tulisan ini, kami mencoba membandingkan jumlah dan nilai proyek pemerintah pusat di Solo sebelum dan saat Gibran menjabat. Kemudian data-data tersebut juga dibandingkan dengan data di kota-kota lain. 

(Baca: Mengapa Suara Pemilih NU dan Jawa Timur jadi Rebutan Capres?)

Kami menggunakan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk mencatat proyek-proyek pemerintah pusat yang dilakukan di Kota Surakarta pada 2011 - 2023. Proyek-proyek ini dilakukan Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai penanggung jawab sebagian besar proyek infrastruktur pemerintah pusat.

Kami membatasi data nilai kontrak hanya untuk pekerjaan konstruksi setiap proyeknya saja. Ini berarti nilai kontrak yang tercantum tidak melibatkan nilai untuk jasa konsultasi atau jasa lainnya.

Temuan kami menunjukkan pembangunan proyek pemerintah pusat di Solo tidak mengalami peningkatan setelah Gibran menjabat. Bahkan sewaktu dipimpin FX Hadi Rudyatmo (2016 – 2021) jumlah maupun nilai proyeknya masih lebih tinggi.

FX Hadi Rudyatmo adalah Wakil Wali Kota Surakarta pada saat Jokowi menjabat wali kota pada 2005-2012. Pada saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, dia menggantikan posisi Jokowi hingga 2015. Pada tahun itu, dia memenangi pilkada dan menjadi wali kota Solo periode 2016-2021. 

Selama lima tahun periode pemerintahannya, sejumlah proyek Kementerian PUPR dan Kemenhub dilaksanakan di Solo. Total ada 60 proyek dengan nilai kontrak Rp3,55 triliun. Jika dirata-rata, nilai proyeknya mencapai Rp710 miliar per tahun. 

Jumlah dan nilai proyek pada masa Hadi ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode Gibran. Selama 2021 – 2023, Solo mendapat total 32 proyek dengan nilai Rp2 triliun. Jika dirata-rata nilai proyeknya sebesar Rp667,35 miliar setiap tahun. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...