Investor Ambil Untung, Harga Emas Antam Stagnan Setelah Cetak Rekor

Desy Setyowati
27 Maret 2020, 09:24
Investor Ambil Untung, Harga Emas Antam Stagnan Setelah Cetak Rekor
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi emas Antam

Harga emas dunia turun 0,28% pada hari ini (27/3) di tengah pandemi corona. Meski begitu, harga logam mulia PT Aneka Tambang Tbk (Antam) stagnan di posisi Rp 924 ribu per gram, setelah mencetak rekor.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot turun 0,28% menjadi US$ 1.626 per ons per Pukul 9.23 WIB. Sedangkan harga emas berjangka di bursa comex terkoreksi 0,7% menjadi US$ 1.648 per ons.

"Harga emas melemah karena beberapa investor mengambil keuntungan setelah harganya mencapai level tertinggi selama dua minggu terakhir," demikian dikutip dari Reuters, Jumat (27/3). Harga logam mulia ini meningkat 8,2% dalam sepekan, atau merupakan yang tertinggi sejak 2008.

(Baca: Cetak Rekor Lagi, Harga Emas Antam Kian Mendekati Rp 1 Juta per Gram)

Analis menilai, harga emas berpotensi terus menguat di tengah pandemi corona. Apalagi, jumlah pengangguran di  Amerika Serikat (AS)  melonjak karena operasional bisnis terdampak kebijakan pemerintah dalam menekan penyebaran virus corona.

"Lebih banyak negara diprediksi merilis semacam paket stimulus yang merupakan peristiwa besar bagi emas. Selain itu, klaim pengangguran melonjak. Itu memberi tahu para investor bahwa pelonggaran kuantitatif (Quantitave Easing/QE) akan lebih lama," kata Head trader di US Global Investors Michael Matousek dikutip dari Reuters, Jumat (27/3).

Bank sentral di banyak negara menerapkan QE, atau pembelian obligasi pemerintah dan aset keuangan lainnya secara besar-besaran. Hal ini untuk mendorong perekonomian.

Peluang emas untuk terus meningkat juga ditopang jumlah pengangguran di AS yang meningkat. "Ini mengindikasikan bahwa segala sesuatunya melambat secara dramatis," kata Matousek.

Ahli strategi Goldman Sachs Jeffrey Currie mengatakan, ada beberapa alasan harga emas naik berkelanjutan. Pertama, penurunan harga emas jangka pendek sebenarnya bukan hal biasa saat terjadi gejolak ekonomi global.

(Baca: Rekor Baru Emas, Harga Logam Mulia Antam Hampir Rp 1 Juta per Gram)

Harga emas yang turun di tengah pandemi corona disebabkan oleh pasar yang kekurangan uang tunai. Beberapa bisnis operasinya melambat atau bahkan berhenti karena virus corona.

Alhasil, mereka terpaksa menjual aset likuid termasuk saham, emas, dan komoditas lainnya untuk menghasilkan uang tunai. Utamanya, untuk memenuhi kebutuhan pendanaan mereka.

Penurunan harga minyak yang tajam juga menciptakan kekurangan uang tunai yang signifikan. Eksportir minyak seperti Rusia terdampak.

Kondisi itu membuat investor yang biasanya membeli emas, justru menjual komoditas tersebut. “Untuk mempertahankan cadangan kas mereka,” kata Currie, dikutip dari Nasdaq.com.

(Baca: Harga Emas Dunia Turun, Logam Mulia Antam Ikut Anjlok Rp 9.000/Gram)

Perilaku investor tersebut serupa dengan krisis keuangan pada 2008 lalu. Harga emas turun sekitar 20% karena dolar terlalu perkasa dan pasar kesulitan mendapat uang tunai. Setelah Federal Reserve mengumumkan rencana QE US$ 600 miliar pada November 2008, harga emas kembali menguat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...