Jokowi Hitung Dampak Ekonomi Corona, Sopir Angkot & Ojek Paling Berat

Rizky Alika
24 Maret 2020, 10:45
Hitung Dampak Corona, Jokowi: Sopir Angkot dan Ojek Paling Terdampak
ANTARA FOTO/Reno Esnir
Ilustrasi, angkot mengantre penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Pandemi corona bukan hanya berdampak terhadap kesehatan, tetapi juga perekonomian. Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantas mengkaji skenario ringan hingga buruk terkait dampak virus corona terhadap beberapa profesi di berbagai provinsi. Hasilnya, sopir angkutan kota (angkot) dan pengemudi ojek yang paling terdampak.

Hasil itu dengan perhitungan bahwa dampak pandemi corona terhadap perekonomian skalanya sedang. “Kami ingin (dampaknya seperti) skenario ringan. Kalau betul-betul sulit dibendung, paling tidak masuk skenario sedang, jangan yang paling buruk,” kata Jokowi dalam video conference tentang pengarahan presiden kepada para gubernur menghadapi Covid-19, Jakarta, Selasa (24/3).

Advertisement

Dengan perhitungan berdasarkan skenario sedang, sopir angkot dan pengemudi ojek di Sumatera Utara yang paling terdampak pandemi corona. “Penurunan pendapatan 44%," kata Jokowi.

Selain itu, pendapatan pedagang turun drastis akibat pandemi corona. Berdasarkan perhitungannya, penurunan terdalam akan dirasakan pedagang di Kalimantan Utara yakni 36%. Alhasil, mereka hanya mampu bertahan hingga Agustus atau Oktober.

(Baca: Pendapatan Anjlok 70%, Asosiasi Ojol Minta Kelonggaran Kredit Motor)

Pendapatan petani dan nelayan juga bakal menurun akibat pandemi corona. Berdasarkan perhitungan dampak covid-19 level sedang, pendapatan petani dan nelayan di Kalimantan Barat diprediksi anjlok 34%, sehingga hanya bisa bertahan hingga Oktober-November.

Kemudian, buruh di Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan pendapatannya turun paling dalam akibat virus corona dengan skenario sedang. Penurunannya sekitar 25%, dan hanya mampu bertahan hingga Juni-September.

Oleh karena itu, Jokowi meminta gubernur di berbagai wilayah memperhitungkan dampak penyebaran virus corona terhadap aspek sosial dan ekonomi. Dengan demikian, pemerintah daerah dapat mengalokasikan bantuan sosial secara tepat sasaran.

Hal itu juga perlu diikuti dengan refocusing dan relokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seluruh pemerintah daerah diharapkan memangkas rencana belanja bukan prioritas, seperti perjalanan dinas, pertemuan, dan belanja lainnya.

(Baca: Sri Mulyani: Jika Lockdown & Corona Tak Cepat Beres, Ekonomi Tumbuh 0%)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement