Tren Ngopi ala Milenial, antara Aplikasi dan Promosi

Desy Setyowati
15 Desember 2019, 13:00
tren ngopi ala milenial, pilih memesan lewat aplikasi dan andalkan promosi
Fore Coffee
Ilustrasi, Fore Coffee

Nongkrong di kedai kopi bukan lagi jadi tren dewasa ini. Konsumen khususnya milenial mengandalkan aplikasi untuk memesan kopi, lalu menikmatinya bersama teman atau keluarga di manapun. Tentunya, cek promosi terlebih dulu.

Echa (33 tahun) misalnya. Sepanjang perjalanan dari rumah menuju kantornya di kawasan Senayan, Jakarta, ia memantau promosi di beragam aplikasi. Ia pun memutuskan membeli iced aren latte dan iced latte di Fore Coffee.

Sesampainya di Stasiun Palmerah, ia hanya perlu mengambil pesanannya di kedai dan melanjutkan perjalanan menuju kantor. Kopi itu pun bisa ia nikmati sembari bekerja.

“Pesan di kereta, lalu ambil di kedai. Tidak perlu menunggu lama atau mengantre,” kata Echa kepada Katadata.co.id, Kamis (12/12). Ia memilih Fore Coffee karena mendapat potongan harga hingga Rp 50 ribu.

Jika sedang tidak ada diskon, ia biasanya membeli kopi yang lebih murah seperti Tuku atau Kulo. Meski kedua kedai itu tak memiliki aplikasi, Echa bisa memesan melalui GoFood atau GrabFood.

(Baca: Dari Gunung Malabar, Kopi Indonesia Mendunia)

Hal serupa juga biasa dilakukan oleh Bella Viona (21 tahun). Mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini hampir setiap hari membeli kopi di Fore. Selain karena diskon, memesan kopi lewat aplikasi Fore dirasa lebih mudah.

“Aku juga membeli kopi di kedai lain, tapi kalau beli di Fore langsung pakai aplikasinya. Aku beli paket langganan kopi,” ujar Bella.

Fore Coffee memang menyediakan fitur berlangganan. Melalui program loyalti itu, konsumen bisa membeli beberapa produk dalam kurun waktu sebulan dengan harga yang lebih murah.

Paket enam gelas kopi selama sebulan bisa dibeli seharga Rp 99 ribu, dari normalnya Rp 210 ribu. Artinya, Fore Coffee memberikan potongan harga 52% kepada pelanggan tetap.

Data per April, penjualan Fore tumbuh 1.478% dari 19 ribu menjadi 300 ribu gelas per bulan sejak meluncurkan aplikasi pada Oktober 2018. Setidaknya, Fore menjual 10 ribu gelas kopi sehari. Sebanyak 85% dari total penjualan dipesan melalui aplikasi dan layanan pesan-antar seperti GoFood dan GrabFood.

(Baca: Usung Konsep Grab and Go, Kopi Kenangan Jual 2 Juta Kopi per Bulan)

Meski begitu, Fore gencar membangun gerai. Perusahaan jaringan kopi berbasis teknologi ini memiliki 400-500 gerai saat ini. Fore lantas menggandeng operator jaringan penyedia akomodasi Airy untuk menambah seribu gerai baru di seluruh Indonesia.

Jumlah gerai Fore pun mengalahkan Starbucks Indonesia. Pemegang merek Starbucks Indonesia yakni PT MAP Boga Tbk, anak usaha dari PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP). Berdasarkan laporan tahunan perusahaan, Starbucks Indonesia memiliki lebih dari 370 gerai di 31 kota di Indonesia per 31 Desember 2018.

Pada April 2019, Kopi Kenangan mengikuti langkah Fore dengan meluncurkan aplikasi sendiri. “Kami melayani hampir 2 juta gelas kopi setiap bulannya,” kata CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata di Jakarta, beberapa waktu lalu (1/10).

Konsep penjualan yang diterapkan oleh Fore dan Kopi Kenangan tersebut dikenal dengan grab and go. Sebab, pembeli bisa memesan lewat aplikasi, lalu mengambil pesanan di kedai tanpa mengantre.

(Baca: Strategi Bisnis Kopi Kenangan yang Menarik Hati Investor Asal India)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...