Meliput Hari Buruh di Bandung, Dua Jurnalis Mengaku Dianiaya Polisi

Image title
1 Mei 2019, 17:44
Sejumlah buruh yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Buruh Daerah Sumut (APBD-SU) berunjuk rasa dengan memakai kain "ala pocong" jelang peringatan Hari Buruh Internasional, di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, Selasa (30/4/2019). Mereka me
ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI
Sejumlah buruh yang tergabung dalam Aliansi Pekerja Buruh Daerah Sumut (APBD-SU) berunjuk rasa dengan memakai kain "ala pocong" jelang peringatan Hari Buruh Internasional, di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Medan, Selasa (30/4/2019). Mereka meminta agar Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 Tahun 2015 tentang pengupahan segera dicabut, karena dianggap merugikan para buruh.

Dua jurnalis mengaku dianiaya polisi dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung. Keduanya yakni fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis lepas (freelance) Iqbal Kusumadireza, yang mengalami kekerasan saat meliput peringatan hari buruh internasional alias May Day di Gedung Sate, Bandung.

Dalam siaran resmi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, kedua jurnalis tersebut membeberkan kronologi penganiayaan oleh polisi. Reza dan Prima berkeliling sekitar Gedung Sate untuk memantau pergerakan massa buruh, pada pukul 11.30 WIB.

Saat berada di Jalan Singaperbangsa atau sekitar Dipatiukur, keduanya melihat ada keributan antara polisi dengan massa. Keduanya melihat massa yang didominasi berbaju hitam ini dipukuli beberapa polisi. Keduanya lantas mengambil gambar pemukulan itu. Tak lama berselang, keduanya pindah ke lokasi lain untuk melakukan tugas serupa. Tetapi, tiba-tiba salah seorang polisi memiting Reza.

(Baca: JK Serahkan Pengusutan Intimidasi Wartawan di Munajat 212 ke Aparat)

Sepengetahuan Reza, polisi tersebut merupakan bagian dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung. Anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor KLX dengan nomor polisi D 5001 TBS.

Reza bercerita, polisi tersebut menayakan asal perusahaan mereka dengan nada membentak. Ia pun mengaku sebagai wartawan, sembari menunjukkan kartu persnya. Lalu, polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali. Hal itu membuat kaki kanannya terluka dan memar. 

Polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza. “Sebelum kamera diambil juga sudah ditendang-tendang. Saya mempertahankan kamera saya dan menyampaikan kalau saya jurnalis,” kata Reza.

(Baca: Ma'ruf Amin Sesalkan Munajat 212 Diwarnai Intimidasi Jurnalis )

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...