Harga Minyak Menguat, Analis Justru Khawatir Anjlok Lagi karena 3 Hal

Image title
10 Juni 2020, 07:14
Harga Minyak Menguat, Analis Khawatir Bakal Anjlok Lagi karena 3 Hal
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie McGehee
Ilustrasi, pedagang saham Kuwait terlihat di aula perdagangan pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait, Senin (16/9/2019).

Harga minyak dunia bergerak bervariasi pada perdagangan pagi, hari ini (10/6). Namun analis khawatir harganya akan anjlok lagi, meski negara-negara pengekspor minyak dan Rusia (OPEC+) sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi.

Mereka telah memotong produksi 9,7 juta barel per hari (bph) selama Mei dan Juni. Kini, OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pemangkasan produksi hingga akhir Juli.

Langkah tersebut membuat harga minyak terus menguat. Berdasarkan data Bloomberg per Pukul 7.04 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 naik 0,93% menjadi US$ 41,18 per barel.

Namun, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2020 turun tipis 1,57% ke level US$ 38,33 per barel. “Dolar Amerika Serikat (AS) yang sedikit lebih kuat membebani harga minyak mentah. Juga prospek produksi yang lebih tinggi dari Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Oman pada Juli tidak membantu harga," kata Analis UBS Giovanni Staunovo, dikutip dari Economic Times, Rabu (10/6).

(Baca: OPEC+ Perpanjang Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Kembali Naik)

Goldman Sachs pun memperkirakan harga minyak akan terkoreksi. Sebab, penguatan harga sejak awal pekan ini semestinya akan mendorong pasokan.

“Kami percaya, risiko penurunan telah meningkat secara substansial dan sekarang sedang mencari koreksi 15-20%, yang mungkin sudah berjalan setelah aksi jual ringan pada Senin lalu,” tulis tim riset komoditas Goldman Sachs yang dipimpin oleh Jeffrey Currie dalam catatan analis, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (10/6).

Oleh karena itu, Goldman Sachs masih ragu-ragu untuk merekomendasikan harga minyak bakal menguat dalam waktu yang lama. “Ini karena beberapa alasan,” tulis para analis.

(Baca: Pertemuan OPEC+ Hari ini, Harga Minyak Dunia Tembus US$ 40 per Barel)

Pertama, karena persediaan minyak melebihi kapasitas dan permintaan. Goldman menilai, indeks komoditas masih jauh di belakang pertumbuhan harga spot. Kesenjangan ini tecermin dari aliran dana dari investor ritel sejak awal April, menghasilkan pengembalian minus 20%. “Meskipun ada kenaikan harga WTI 95%,” tulis mereka.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...