The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 893 Ribu/Gram

Desy Setyowati
11 Juni 2020, 09:10
The Fed Tahan Suku Bunga, Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 893 Ribu/Gram
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi emas batangan PT Aneka Tambang di butik Gedung Ravindo, Jakarta (14/10/2019).

Harga emas Antam naik Rp 12 ribu ke level Rp 893 ribu per gram pada perdagangan hari ini (11/6). Sedangkan harga logam mulia secara global bergerak bervariasi, setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR).

Dikutip dari Bloomberg, harga emas di pasar spot turun 0,32% ke level US$ 1.733,11 per ons per Pukul 8.23 WIB. Sedangkan harga emas berjangka pagi ini menguat 1,27% ke posisi US$ 1.742,5 per ons.

Kendati begitu, harga emas naik hampir 1% pada perdagangan kemarin, ke posisi tertinggi selama sepekan karena The Fed menahan suku bunga. Sedangkan dolar AS jatuh ke level terendah dalam tiga bulan.

“Harga emas mencapai level tertinggi harian mengikuti pernyataan The Fed, yang melukis gambaran ekonomi AS yang cukup masam,” kata Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dikutip dari Reuters, Kamis (11/6).

(Baca: Harga Emas Antam Naik Rp 6.000/Gram Jelang Pertemuan Bank Sentral AS)

The Fed mempertahankan target bunga acuannya di kisaran 0% hingga 0,25%. Bank sentral juga berkomitmen menggunakan seluruh instrumen untuk memulihkan perekonomian akibat pandemi corona.

Mereka menilai, krisis kesehatan akibat pandemi pandemi virus corona membebani aktivitas perekonomian, lapangan kerja, dan tingkat inflasi jangka pendek. Ini menimbulkan risiko besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah. 

Oleh karena itu, The Fed memperkirakan bahwa tingkat suku bunga akan dipertahankan hingga perekonomian pulih. Setidaknya sampai perekonomian berada pada jalur yang tepat untuk mendukung penciptaan lapangan kerja dan stabilitas harga.

(Baca: Harga Emas Dunia Jatuh, Logam Mulia Antam Anjlok Lagi Rp 17 Ribu/Gram)

The Fed juga tetap berkomitmen untuk mendukung penyaluran kredit perumahan dan kredit usaha, lewat pembelian surat utang dan efek beragun aset properti. Bank sentral pun akan melanjutkan operasi pasar terbuka, dengan menawarkan repo dalam jumlah besar dan tenor panjang.

"Kami tidak melihat kabar baik keluar dari pernyataan Federal Open Market Committee (FOMC). Kami memang melihat bahwa suku bunga akan tetap pada level yang sama, yang sangat rendah, hingga 2022 dan itu mungkin sedikit ramah untuk pasar emas,” kata Wyckoff.

Kebijakan stimulus memang cenderung mendukung harga emas. Komoditas ini sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

"Orang menggunakan emas sebagai aset safe haven dan juga banyak yang percaya bahwa inflasi akan meningkat pada kuartal mendatang,” ujar Kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phil Streible.

Goldman Sachs pun memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 1.800 per ons pada tahun ini. (Baca: Harga Emas Dunia Melesat, Logam Mulia Antam Hanya Naik Rp 1.000/Gram)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...