Industri Kreatif Terpukul Corona, Hanya Gim dan Animasi yang Tumbuh
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat, 98% pelaku usaha di sektor industri kreatif terkena dampak pandemi corona. Namun, produk gim dan animasi justru meningkat.
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenperekraf Joshua Simanjuntak mengatakan, omzet pelaku usaha di kedua sektor itu pun meningkat selama pandemi virus corona.
Hanya, ia tidak memerinci besaran peningkatan omzetnya. "Subsektor game onlinemalah merekrut karyawan baru, karena permintaan tinggi,” kata dia saat konferensi pers secara virtual, Rabu (24/6).
(Baca: Omzet Pengusaha Gim Lokal Naik Saat Pandemi meski Bersaing dengan PUBG)
Begitu juga dengan subsektor animasi. Pelaku usaha di bidang ini kebanjiran permintaan untuk membuat video animasi mengenai penanganan Covid-19.
Sedangkan subsektor lainnya seperti musik, film hingga busana (fashion) terpukul akibat corona. Saat ini, pemerintah mempersiapkan sejumlah panduan bagi industri kreatif agar bisa kembali produktif.
"Panduan itu yang ingin kami dorong saat ini. Mari kembali bekerja dan produktif tetapi dengan cara yang aman," ujar Joshua. Kementerian juga meminta para pelaku usaha untuk memberikan masukan terkait panduan ini.
(Baca: Strategi Traveloka, Loket, Tiket.com Dorong Transaksi Saat Normal Baru)
Selain itu, kementerian mendorong para musisi Tanah Air untuk memanfaatkan platform digital agar tetap produktif. Contohnya, melalui YouTube atau Spotify.
"Kami juga ajak mereka untuk membuat konser amal, mengamen virtual, dan berbagai hal lain yang bisa dilakukan secara online," ujar dia.
Kementerian juga telah membuat sejumlah program untuk menggerakkan industri musik di Tanah Air. Salah satunya, mengadakan program Ngamen Dari Rumah, Guyub Bunyi bagi para musisi-musisi tradisional hingga pelatihan bagi para kru teknis panggung.
Pada kesempatan yang sama, Co-founder M Bloc Space sekaligus Manajer Grup Musik Seringai Wendi Putranto mengatakan, lebih dari 234 acara seni di Indonesia batal atau ditunda akibat pandemi. Begitu juga dengan 12 pertunjukkan di M Bloc Space yang rencanannya digelar Maret hingga April.
(Baca: Pulihkan Bisnis di Masa Pandemi, Industri Jamu Sasar Komunitas)
Sebagai salah satu creative hub dan wadah kreatif bagi para musisi dan pelaku industri kreatif, M Bloc Space terpaksa setop sementara. Alhasil, M Bloc Space diperkirakan merugi Rp 1,2 miliar.
Di sisi lain, koneksi internet menjadi salah satu tantangan dalam menggelar konser virtual. Berdasarkan data Speedtest Global Index per Maret, Indonesia berada di peringkat 118 dunia terkait kategori mobile broadband dengan kecepatan unduhan 14,05 mbps dan unggah 9,34 Mbps.
Sedangkan untuk kategori fixed broadband Indonesia menempati posisi 113 dunia. " Koneksi internet di Jakarta yang tidak stabil, cukup buruk, jarang konser yang berlangsung mulus," ujar Wendy.
(Baca: Kualitas Streaming Video di Jakarta Kalah Dibanding Papua dan Bekasi)