BPOM Khawatir Dampak Kandungan BPA di Kemasan Air Minum Polikarbonat

Image title
Oleh Antara
30 Januari 2022, 12:30
Air Kemasan, bpom, air minum
ANTARA/HO-Pixabay
Air Kemasan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menemukan sejumlah kecenderungan yang mengkhawatirkan pada migrasi bahan kimia Bisphenol A (BPA) di kemasan air minum berbahan polikarbonat bagi kesehatan masyarakat.

BPA merupakan 'endocrine disruptor' atau zat kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon normal pada manusia. BPOM mencatat, penelitian berkolerasi pada sistem reproduksi pria atau wanita seperti infertilitas atau gangguan kesuburan.

"Pada uji sampel 'post-market' yang dilakukan 2021 - 2022 dengan sampel yang diperoleh dari seluruh Indonesia menunjukkan kecenderungan mengkhawatirkan," kata Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang melalui keterangan tertulis dikutip dari Antara, Minggu (30/1).

Sebanyak 33% sampel pada sarana distribusi dan peredaran, serta 24% sampel berada pada rentang batas migrasi BPA 0,05 mg/kg yang ditetapkan Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) maupun 0,6 mg/kg ketentuan di Indonesia.

"Potensi bahaya di sarana distribusi dan peredaran 1,4 kali lebih besar dari sarana produksi," kata Rita.

Selain itu, terdapat potensi bahaya di sarana distribusi hingga 1,95 kali berdasarkan pengujian terhadap kandungan BPA pada produk air minum dalam kemasan (AMDK) berbahan polikarbonat dari sarana produksi dan distribusi seluruh Indonesia.

BPOM juga melakukan kajian paparan BPA. Hasilnya, bayi usia enam sampai 11 bulan berisiko 2,4 kali dan anak 1 - 3 tahun berisiko 2,12 kali dibandingkan kelompok dewasa 30 - 64 tahun.

"Kesehatan bayi dan anak merupakan modal paling dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...