BMKG: 4 Fenomena Pemicu Cuaca Ekstrem saat Libur Natal dan Tahun Baru

Desy Setyowati
22 Desember 2022, 11:20
natal dan tahun baru, bmkg, cuaca ekstrem
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU
Dua pekerja menyelesaikan pembuatan pohon natal berbahan daun palem dan tumbuh-tumbuhan di Batubulan, Gianyar, Bali, Kamis (15/12/2022).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Ada empat fenomena yang dapat memicu cuaca ekstrem.

"Dari pemantauan BMKG, kami mendeteksi perkembangan kondisi cuaca yang sangat berpotensi untuk menjadi ekstrem," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara online dikutip dari Antara, Rabu (21/12).

“Ada empat fenomena yang terjadi bersamaan, yang mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan hingga lebat bahkan dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem,” tambah dia. “Biasanya satu per satu (terjadi).”

Keempat fenomena alam yang dimaksud yakni:

  1. Peningkatan aktivitas Monsun Asia yang memicu pertumbuhan awan hujan secara signifikan di Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
  2. Intensifikasi atau semakin intensifnya fenomena Seruakan Dingin Asia. Ini dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di Indonesia bagian barat dan selatan. Pembentukan awan-awan hujan menjadi lebih intensif di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
  3. Indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia. Ini dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif, sehingga bisa menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang dikhawatirkan dapat mencapai ekstrem. Selain itu, peningkatan kecepatan angin permukaan dan tinggi gelombang di sekitarnya.
  4. Terpantaunya aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation. Ini merupakan pergerakan arak-arakan awan hujan dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika.

"Dengan empat fenomena yang terjadi bersamaan itu, maka BMKG melakukan prakiraan berbasis dampak. Dari prakiraan itu terdeteksi adanya potensi untuk siaga," katanya.

Ada 12 provinsi yang dikategorikan perlu siaga terhadap potensi cuaca ekstrem selama 21 – 23 Desember, yaitu

  1. Sebagian wilayah Aceh
  2. Sebagian wilayah Sumatera Utara
  3. Sebagian wilayah Riau
  4. Sebagian wilayah Jawa Barat
  5. Sebagian wilayah Jawa Tengah
  6. Sebagian wilayah Jawa Timur
  7. Sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur
  8. Sebagian wilayah Kalimantan Barat
  9. Sebagian wilayah Kalimantan Timur
  10. Sebagian wilayah Kalimantan Utara
  11. Sebagian wilayah Maluku
  12. Sebagian wilayah Papua

Khusus untuk 24 Desember, Dwikorita menyampaikan ada potensi siaga dari prakiraan berbasis dampak perlu diwaspadai di sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...