Elon Musk hingga FBI Ragu Keamanan Zoom, Penggunanya Justru Melonjak

Fahmi Ahmad Burhan
2 April 2020, 11:41
Elon Musk hingga FBI Ragu Keamanan Zoom, Penggunanya Justru Melonjak
ANTARA
Ilustrasi, video conference.

Karantina wilayah (lockdown) dan jaga jarak fisik (physical distancing) akibat pandemi corona membuat jumlah pengguna dan trafik Zoom melonjak. Padahal, CEO SpaceX Elon Musk hingga Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (Federal Bureau of Investigation/FBI) meragukan keamanan aplikasi itu.

Perusahaan transportasi luar angkasa atua rokte, SpaceX melarang karyawannya menggunakan Zoom. Sebab, mereka meragukan persoalan privasi dan keamanan data.

Kebijakan itu diterapkan SpaceX setelah penegak hukum AS mengeluarkan memo terkait keamanan Zoom. Di satu sisi, SpaceX merupakan pengembang teknologi untuk keamanan nasional. 

SpaceX menyampaikan bahwa semua akses karyawan ke aplikasi Zoom telah dinonaktifkan sejak akhir pekan lalu (28/3)  "Kami memahami bahwa banyak dari karyawan menggunakan aplikasi ini (Zoom)," kata SpaceX melalui surat elektronik (email), dikutip dari Reuters, Kamis (2/4). 

(Baca: Zoom dan 4 Aplikasi Rapat Online Selama Pandemi Covid-19)

Perusahaan mengimbau karyawannya menggunakan layanan komunikasi lainnya di tengah pandemi corona. "Silakan gunakan email, teks, atau telepon sebagai alat komunikasi alternatif," kata SpaceX.

FBI pun memperingatkan sekolah-sekolah tentang bahaya pengaturan default Zoom. Kantor Jaksa Agung New York juga mengirim surat kepada Zoom pada pekan ini, untuk meminta klarifikasi terkait upaya menjaga keamanan data pengguna.

Keamanan yang diragukan yakni pada pengaturan default Zoom. Setiap panggilan Zoom memiliki nomor ID yang dihasilkan secara acak antara 9 dan 11 digit. Nomor itu digunakan peserta rapat untuk mendapatkan akses.

Dikutip dari The Verge, para peneliti keamanan teknologi mengungkap bahwa ID itu mudah ditebak. Alhasil, siapa saja kemungkinan bisa mengikuti rapat. 

(Baca: Perusahaan Startup Pecat Karyawan Lewat Zoom di Tengah Pandemi Corona)

Kemudian, banyak orang bergabung pada panggilan Zoom dan menyiarkan video porno atau gurauan (prank). Fenomena itu disebut Zoombombing.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...