Riset: Gaji Pegawai di Tiga Sektor Startup hingga Rp 158 Juta
Riset Robert Walters Indonesia menunjukkan, startup sektor pendidikan, kesehatan, dan teknologi finansial (fintech) pembayaran paling banyak merekrut pegawai saat ini. Gaji yang ditawarkan di startup pun berkisar Rp 17 juta hingga Rp 158,3 juta per bulan.
Tech Manager Robert Walters Indonesia Antonio Mazza mengatakan, startup pendidikan dan kesehatan memberikan solusi baru atas persoalan terkait di Indonesia. Startup seperti Ruangguru dan HarukaEdu misalnya, memudahkan pelajar di pelosok mendapat pendidikan yang lengkap secara online.
Begitu juga dengan Halodoc, Alodokter, dan startup sejenis lainnya yang membantu masyarakat berkonsultasi dengan dokter hingga membeli obat-obatan secara aman. “Pemerintah juga mendukung sektor-sektor tersebut," kata Mazza di Jakarta, kemarin (21/11).
Selain itu, fintech pembayaran berkembang pesat karena memudahkan masyarakat bertransaksi. Contohnya GoPay, OVO, LinkAja dan DANA menyasar konsumen hingga ke perdesaan.
“Ketiga sektor ini diprediksi berkembang pesat dan diminati talenta digital di Indonesia,” kata dia. Karena itu, kebutuhan SDM berkualitas di ketiga sektor ini cukup tinggi.
(Baca: Gaji Karyawan Pindah ke Perusahaan Digital Naik 30%, Ini 2 Penyebabnya)
Mazza menjelaskan, bisnis Indonesia saat ini mirip dengan Tiongkok 10 tahun lalu. Pada saat itu, perkembangan teknologi dan talenta digital di Negeri Tirai Bambu sangat masif.
Berdasarkan kajiannya, ada tiga sektor yang berkembang pesat di awal kebangkitan industri digital di Tiongkok saat itu yakni fintech pembayaran, pendidikan, dan kesehatan. "Itulah yang terjadi di Indonesia sekarang,” katanya.
Riset Robert Walters Indonesia pun memperkirakan, gaji profesional yang pindah kerja dari perusahaan konvensional ke berbasis digital rerata naik 15-30% pada 2020. Hal ini terjadi karena startup tengah tumbuh.
Selain itu, beberapa perusahaan yang sudah lama berdiri (established companies) merambah layanan atau bisnis digital. “Mereka (profesional atau pegawai senior) yang dipromosikan atau berpindah kerja meminta kenaikan gaji 15-30%,” kata dia.
Perusahaan konsultan rekrutmen ini mencatat, rerata pegawai—baik profesional maupun junior—yang beralih ke korporasi berbasis digital meminta kenaikan gaji 20-30%. Daya tawar talenta digital yang tinggi ini terjadi karena dua faktor.
(Baca: Cerita Startup Habiskan Rp 1 Miliar untuk Rekrut Talenta Digital)
Pertama, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang digital belum memenuhi kebutuhan industri. Kedua, pegawai yang keluar-masuk (turn over) di perusahaan digital mencapai 31% dalam dua tahun.
Kedua hal itu membuat persaingan untuk mendapatkan talenta digital semakin ketat. "Semua cari talenta digital seperti itu, tapi ketersediaannya sedikit," kata dia.
Antonio mencatat, ada tiga jenis keahlian yang paling banyak dicari perusahaan digital yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), mesin pembelajar (machine learning), dan big data. Adopsi ketiga teknologi ini memang meningkat tajam di Indonesia.
Dari jenis pekerjaannya, yang paling banyak dicari yaitu software engineer, product manager, dan security related. Gaji yang ditawarkan di industri digital pun berkisar Rp 17 juta hingga Rp 158,3 juta per bulan.
(Baca: Tiga Pesan Mendikbud Nadiem kepada Google dan Para Unicorn Tanah Air)
Gaji Chief Technology Officer (CTO) atau Chief Information Officer (CIO) misalnya, sekitar Rp 1 miliar-Rp 1,7 miliar per tahun pada 2019. Artinya, pendapatan—diluar tunjangan dan bonus—sekitar Rp 83,3 juta hingga Rp 141,7 juta per bulan.
Pada 2020, CTO dan CIO menginginkan kenaikan gaji menjadi Rp 1 miliar hingga Rp 1,9 miliar per tahun. Itu artinya, pendapatan mereka setiap bulannya sekitar Rp 83,3 juta sampai Rp 158,3 juta.
Pekerjaan | Gaji tetap per tahun | |
2019 | 2020 | |
CTO/CIO | Rp 1 miliar-Rp 1,7 miliar | Rp 1,1 miliar-Rp 1,9 miliar, |
Project Director | Rp 700 juta-Rp 1,4 miliar | Rp 700 juta-Rp 1,4 miliar |
Head of IT | Rp 750 juta-Rp 1,4 miliar | Rp 750 juta-Rp 1,5 miliar |
Head of Engineering | Rp 600 juta-Rp 1,1 miliar | Rp 700 juta-Rp 1,2 miliar |
Head of Data | Rp 700 juta-Rp 1,2 miliar | Rp 700 juta-Rp 1,3 miliar |
Head of Infrastructure | Rp 500 juta-Rp 850 juta | Rp 500 juta-Rp 900 juta |
IT Manager | Rp 450 juta-Rp 800 juta | Rp 450 juta-Rp 800 juta |
Engineering Manager | Rp 300 juta-Rp 600 juta | Rp 300 juta-Rp 750 juta |
Infrastructure Manager | Rp 350 juta-Rp 600 juta | Rp 350 juta-Rp 650 juta |
Program Manager | Rp 550 juta-Rp 1,2 miliar | Rp 550 juta-Rp 1,2 miliar |
Project Manager | Rp 450 juta-Rp 800 juta | Rp 450 juta-Rp 800 juta |
Business Intelligence Manager | Rp 400 juta-Rp 600 juta | Rp 400 juta-Rp 750 juta |
Lead Architect | Rp 700 juta-Rp 1,1 miliar | Rp 700 juta-Rp 1,2 miliar |
Software Developer | Rp 300 juta-Rp 600 juta | Rp 300 juta-Rp 650 juta |
Systems Engineer | Rp 200 juta-Rp 400 juta | Rp 200 juta-Rp 400 juta |
Business Analyst | Rp 250 juta-Rp 500 juta | Rp 250 juta-Rp 500 juta |
Data Scientist | Rp 200 juta-Rp 500 juta | Rp 200 juta-Rp 750 juta |
Khusus Divisi Digital | ||
Head of Digital | Rp 700 juta-Rp 1,3 miliar | Rp 700 juta-Rp 1,5 miliar |
Head of E-commerce | Rp 600 juta-Rp 1,2 miliar | Rp 600 juta-Rp 1,4 miliar |
Head of Product | Rp 1 miliar-Rp 1,7 miliar | Rp 1 miliar-Rp 1,85 miliar |
E-commerce Manager | Rp 400 juta-Rp 750 juta | Rp 400 juta-Rp 800 juta |
Product Manager | Rp 350 juta-Rp 800 juta | Rp 350 juta-Rp 850 juta |
Partnership Manager | Rp 350 juta-Rp 600 juta | Rp 400 juta-Rp 650 juta |
SEO Manager | Rp 250 juta-Rp 400 juta | Rp 250 juta-Rp 400 juta |
UI/UX Manager | Rp 200 juta-Rp 400 juta | Rp 250 juta-Rp 500 juta |
Social Media Manager | Rp 200 juta-Rp 400 juta | Rp 200 juta-Rp 450 juta |
Gaji pokok belum termasuk tunjangan dan bonus
Sumber: Riset Robert Walters Indonesia
Riset ini dilakukan terhadap 806 tenaga profesional selama Januari-April 019. Kandidat atau tenaga profesional yang disurvei telah bekerja lebih dari tiga tahun.
(Baca: Soal Talenta Digital, Indonesia Masih Kalah dari India)