Kemenparekraf: 3 Alasan Investor Asing Investasi di Bisnis Kuliner RI

Cindy Mutia Annur
22 November 2019, 06:00
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkap tiga alasan investor asing investasi di bisnis kuliner indonesia
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Ilustrasi, peserta menyajikan makanan "Pecel Rawon" pada Festival Kuliner di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (23/4/2019).

Investor asing hingga lokal seperti Sequoia India, East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, hingga Agaeti Venture Capital menanamkan modal di bisnis kuliner seperti Kopi Kenangan dan Fore. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan tiga alasan bisnis kuliner Indonesia diminati investor.

Pertama, jumlah penduduk milenial Indonesia sangat besar. Berdasarkan proyeksi penduduk 2015-2045 hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 2015 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk mencapai 269,6 juta jiwa pada 2020. Angka tersebut terdiri atas 135,34 juta laki-laki dan 134,27 juta perempuan.

Sebanyak 66,07 juta masuk kategori usia belum produktif (0-4 tahun). Kemudian 185,34 juta tergolong usia produktif (15-64 tahun), dan 18,2 juta merupakan penduduk usia tidak produktif (65  tahun ke atas).

“Ini target pasar—yang sebenarnya—bagi siapapun (investor asing maupun lokal) ingin berinvestasi di bisnis kuliner Indonesia," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa kepada Katadata.co.id di Jakarta, Kamis (21/11).

(Baca: Investor Asal India, Sequoia Ungkap Potensi Bisnis Kopi Kenangan)

Kedua, Indonesia memiliki beragam potensi kuliner. Kopi misalnya, ada berbagai jenisnya di Tanah Air mulai dari gayo, kintamani, toraja, jawa, lanang, luwak, wamena dan banyak lagi.

Ia pun tidak heran investor seperti Sequoia India menyuntikkan dana US$ 20 juta atau Rp 288 miliar ke Kopi Kenangan pada Juni lalu. “Kopi Indonesia sudah diekspor. Beberapa nama besar (pemegang merek kafe) sudah tahu ini dari mana,” kata dia.

Terakhir, menurut Rizki, sumber daya manusia (SDM) Indonesia tergolong kreatif dalam mengolah produk kuliner, baik makanan tradisional hingga campuran modern. “Memang masyarakatnya jadi market, tetapi ada juga yang memproduksi. Indonesia juga beragam jenis makanan yang menarik,” katanya.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...