Riset Google: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Saat Ini Rp 568 Triliun
Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 memperkirakan, nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara mencapai US$ 100 miliar atau 1.418,7 triliun tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebesar 40% atau senilai US$ 40 miliar (sekitar Rp 567,9 triliun) berasal dari Indonesia.
Pada 2025, nilai ekonomi berbasis digital di regional diproyeksi mencapai US$ 300 miliar. Mengutip dari Bloomberg, nilai ekonomi digital di Indonesia diperkirakan tembus US$ 133 miliar.
Proyeksi atas nilai ekonomi tersebut menghitung transaksi (gross merchandise value/GMV) dari lima sektor, yakni e-commerce, berbagi tumpangan (ride-hailing), online media, online travel agent, dan layanan finansial.
Berdasarkan kajian Google, Temasek, dan Bain, e-commerce masih menjadi sektor potensial dari ekonomi digital di Asia Tenggara. Pasar e-commerce diproyeksi meningkat empat kali lipat dari US$ 38,2 miliar tahun ini menjadi US$ 153 miliar pada 2025. Mayoritas pasar berasal dari Indonesia, yang nilainya diperkirakan naik dari US$ 21 miliar menjadi US$ 82 miliar.
(Baca: Prospek Bisnis Digital 2019: Primadonanya Masih E-Commerce dan Fintech)
Lalu, transaksi dari sektor berbagi tumpangan diprediksi naik dari US$ 12,7 miliar menjadi US$ 40 miliar pada 2025. Pemimpin pasar bisnis ini di regional adalah Gojek dan Grab. Keduanya memperluas layanan mulai dari ride-hailing, pesan-antar makanan, dan logistik.