Area Ganjil Genap Diperluas, Taksi Online Mengeluh Pendapatan Turun

Image title
Oleh Tri Kurnia Yunianto - Cindy Mutia Annur
16 September 2019, 18:28
Pengemudi taksi online Gojek dan Grab mengeluh pendapatan turun akibat perluasan area ganjil genap di DKI Jakarta.
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ilustrasi, warga menggunakan aplikasi untuk memesan taksi berbasis dalam jaringan (online) di Jakarta, Minggu (16/6/2019). Pengemudi taksi online Gojek dan Grab mengeluh pendapatan turun akibat perluasan area ganjil genap di DKI Jakarta.

Mitra pengemudi taksi online Gojek dan Grab mengeluh pendapatan turun akibat kebijakan ganjil genap yang diperluas cakupannya. Selain karena tidak bisa mengambil pesanan di daerah tertentu, performa mereka berpotensi turun.

Salah satu pengemudi GrabCar Angky Eko Basuni (40 tahun) mengatakan, pendapatannya menurun 10-15% akibat kebijakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta tersebut. “Berkurang sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per hari," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (16/9).

Untuk menyiasati hal itu, biasanya Angky beroperasi di wilayah yang tidak diberlakukan aturan ganjil genap. Lagipula, sistem Grab secara otomatis membuat dirinya tak bisa mendapat pesanan di daerah yang tidak sesuai dengan pelat nomor kendaraannya.

Selain itu, Angky memilih waktu-waktu tertentu guna menghindari kebijakan ganjil genap. Meski hal-hal itu sudah dilakukan, Angky harus menambah jam kerja supaya bisa memenuhi target pendapatan.

"Sebelum dapat Rp 700 ribu (per hari), saya belum pulang. Karena harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan operasional dan untuk rumah setiap harinya," kata dia.

(Baca: Beda Tanggapan Gojek dan Grab Terkait Perluasan Aturan Ganjil Genap)

Hal senada disampaikan oleh Mitra Pengemudi GrabCar lainnya, Royke (44 tahun). Ia mengatakan bahwa pendapatannya turun akibat aturan ganjil genap yang diperluas. Namun, ia enggan menyebutkan besaran penurunannya.

Ia berharap, pemerintah provinsi DKI Jakarta mengkaji ulang aturan tersebut. “Kami pengemudi taksi online, kantor kami setiap hari di mobil jadi cukup terasa (penurunan pendapatan)," katanya.

Kondisi serupa dialami Mitra Pengemudi GoCar. Sugiharto (30 tahun) misalnya, mencatat pendapatannya turun hingga 50% akibat perluasan ganjil genap di ibu kota.

Penurunan terjadi karena ia tidak bisa beroperasi pada jam-jam tertentu. “Kalau (kebijakannya) ganjil, bisa ambil penumpang jam 1 siang. Tapi, jam 3 sore sudah masuk ‘kandang’. Jadi terbatas,” kata dia.

(Baca: Grab: Pendapatan Taksi Online Berpotensi Turun karena Ganjil Genap)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...