Heboh Gojek di Malaysia: Soal Syariat Islam, Pesaing Lokal, Gaya Duduk

Desy Setyowati
25 Agustus 2019, 09:48
pro kontra gojek di malaysia
Instagram |@syedsaddiq
Pimpinan Gojek, yakni Nadiem Makarim dan Andre Soelistyo bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq, dan Menteri Transportasi Anthony Loke Siew Fook kemarin (19/8). Kehadiran Gojek di Malaysia menuai pro dan kontra.

Kabinet menteri Malaysia mengizinkan Gojek untuk menyediakan layanan berbagi tumpangan (ride-hailing) di Negeri Jiran. Namun, kehadiran decacorn Tanah Air ini menuai pro dan kontra.

Penyedia taksi online di Malaysia MyCar misalnya, ingin agar pemerintah mempertimbangkan kembali izin tersebut. Pendiri MyCar Noah Maideen mengatakan, regulator perlu memperhatikan faktor keamanan dan norma.

Advertisement

Selain itu, menurutnya kehadiran Gojek akan menciptakan persaingan bisnis yang tidak sehat. “Sebagai perusahaan yang baru beroperasi selama satu setengah tahun, tidak disarankan untuk bersaing dengan korporasi asing yang telah beroperasi lebih dari delapan tahun," katanya dikutip dari New Straits Times, kemarin (24/8).

Mereka mengaku siap meningkatkan fasilitas dan layanannya, asalkan pemerintah mempertimbangkan kembali kehadiran Gojek di Malaysia. Lagipula, menurutnya sudah ada layanan pesan antar-makanan FoodPanda jika pemerintah ingin meningkatkan lapangan pekerjaan di negeri itu.

(Baca: Sri Mulyani: RI Punya Decacorn, Tapi Kalah dengan Negara Tetangga)

Dari sisi agama, seorang ulama di Selangor, Malaysia Datuk Mohd Tamyes Abd Wahid mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki yang bukan mahram mengendarai sepeda motor yang sama tidak sesuai syariat Islam. “Itu tidak diperbolehkan,” katanya dikutip dari Sinar Harian.

Karena itu, dia berharap pemerintah Malaysia mau memikirkan cara lain untuk meningkatkan lapangan kerja ketimbang mengizinkan bisnis layanan berbagi tumpangan. Hal ini pula yang membuat perusahaan lokal sejenis, Dego Ride tidak mendapat izin meski sudah hadir sejak 2016.

Sedangkan mufti dari Pulau Pinang, Wan Salim Wan Mohd Noor menyerahkan keputusan pelaksanaan kepada pemerintah. “Saya tidak ada fatwa tentang perkara ini,” kata dia.

Pendiri Big Blue Taxi Services Shamsubahrin Ismail pun tidak setuju dengan kehadiran Gojek. Ia berharap, pemerintah fokus pada kebijakan tentang berbagi tumpangan dan taksi online terlebih dulu.

"Gojek sebagai perusahaan transportasi tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda Malaysia pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu," katanya dikutip dari Free Malaysia Today, (21/8).

(Baca: Lampu Hijau Ekspansi, Gojek Tawarkan Kesempatan Kerja Baru di Malaysia)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement