Ada Dua Persoalan Teknis, Twitter Bocorkan Data Penggunanya
Twitter tak sengaja membocorkan data pengguna lewat iklan di aplikasinya. Perusahaan pengembang media sosial itu mengatakan, hal ini dilakukan karena terjadi dua persoalan terkait pengaturan iklan.
Pertama, masalah dalam hal pelacakan konversi iklan. Alhasil, pengguna yang melihat iklan di aplikasi bisa tanpa sengaja berbagi data tentang pengalaman mereka ke pengiklan di Twitter.
Twitter menduga, data yang dibagikan itu memuat kode negara pengguna, informasi tentang iklan dan apakah mereka terlibat dalam iklan dan kapan. Dalam pernyataan resminya, Twitter mengatakan bahwa kesalahan teknis seperti ini terjadi sejak Mei 2018.
"Anda memercayai kami untuk mengikuti pilihan Anda dan kami gagal di sini. Kami menyesal hal ini terjadi dan kami sedang mengambil langkah untuk memastikan tidak melakukan kesalahan seperti ini lagi," demikian kata Twitter dikutip TechCrunch, kemain (7/8).
(Baca: Karena Bug, Twitter Tak Sengaja Bagikan Data Lokasi Pengguna )
Kedua, pengiklan bisa melacak penjelajahan situs pengguna. Kendala seperti ini membuat pengiklan dapat menayangkan iklan meski tidak diinginkan pengguna. Berdasarkan kajian Twitter, hal seperti ini terjadi sejak September 2018.
Meski begitu, Twitter mengklaim data-data yang tidak sengaja bocor itu tetap ada di perusahaannya. Pengembangan media sosial itu juga memastikan, informasi yang tersibak itu tidak bersifat sensitif.
Perusahaan memastikan bahwa persoalan ini sudah diperbaiki sejak Senin (5/7) lalu. Twitter juga tengah menyelidiki pengaruh kebocoran data itu terhadap pengguna dan berapa banyak yang terdampak.
(Baca: Instagram Kaji Penyebab Kebocoran Jutaan Data Influencer)
Sebelumnya, Twitter juga pernah mengalami kebocoran data pengguna pada Mei lalu. Hal itu terjadi karena ada kekutu (bug). Umumnya, mereka yang terpengaruh memiliki lebih dari satu akun Twitter di iOS.
Twitter mengatakan, perusahaan mungkin secara tidak sengaja mengumpulkan data lokasi pengguna. Bahkan, hal itu dapat terjadi ketika pemilik akun tidak berbagi informasi.
Informasi ini kemudian dibagikan kepada mitra iklan Twitter, yang tidak disebutkan namanya. Artinya, mereka menerima data lokasi yang tidak sah. Namun, Twitter berdalih bahwa informasi yang diberikan ke pengiklan berupa data lokasi yang salah.
(Baca: Sephora Temukan Kebocoran Data Penggunanya di Delapan Negara)