Asing hingga Lokal, Ini Lima Pesaing Gojek dan Grab di Indonesia

Desy Setyowati
7 Agustus 2019, 12:47
Ada lima pesaing Gojek dan Grab, dari asing hingga lokal.
ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ilustrasi, sejumlah pengemudi ojek daring (online) menunggu penumpang di depan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019). Ada lima pesaing Gojek dan Grab, dari asing hingga lokal.

Gojek dan Grab kehadiran lima pesaing baru di bisnis berbagi tumpangan (ride-hailing). Penantang kedua decacorn itu adalah Maxim, FastGo, BitCar, Bonceng, dan Anterin.id.

Direktur Angkutan Jalan dan Multimoda Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani berharap, para pemain di bisnis berbagi tumpangan ini memenuhi aturan yang berlaku."Kami bebas, siapa saja bisa masuk (ke Indonesia) asal memenuhi aturan," kata dia di Jakarta, kemarin (6/8).

Layanan transportasi dengan kendaraan roda empat berbasis online atau taksi online misalnya, diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 118 Tahun 2018. Sedangkan untuk kendaraan roda dua atau ojek online, ditetapkan melalui Permenhub Nomor 12 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor KP 348 Tahun 2019.

Yani mencatat, salah satu pemain asing yang masuk ke Indonesia adalah Maxim. "Mereka sudah hadir di Batam dan Balikpapan,” kata Yani.

Maxim berdiri pada 2003 di Rusia. Kini, Maxim sudah hadir di 16 negara, seperti Indonesia, Azerbaijan, Armenia, Belarus, Bulgaria, Georgia, Rusia, Italia, Kazakhstan, Kirgizstan, dan Malaysia. Startup ini juga menyediakan layanan di Mongolia, Republik Siprus, Tajikistan, Uzbekistan, Ukraina, Montenegro, Republik Ceko.

(Baca: BitCar Tawarkan Skema Bagi Hasil Lebih Rendah dari Gojek dan Grab)

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, layanan Maxim sudah tersedia sejak Juni 2012 di Indonesia. Aplikasinya pun diunduh lebih dari 10 juta kali. Maxim menyediakan dua layanan yakni ojek online dan taksi online.

Pengguna bisa menentukan tarif sendiri dan memesan layanan secara terjadwal. Konsumen juga bisa memberi keterangan melalui aplikasi jika membawa hewan peliharaan dan bagasi.

Sedangkan pengemudi Maxim bisa memilih pengguna mana yang akan dilayani, dengan melihat rute dan tarif yang ditawarkan. Melalui aplikasi Maxim, penumpang juga bisa mengubah rute perjalanan.

Ada juga BitCar, perusahaan berbagi tumpangan yang berasal dari Malaysia. Startup ini menawarkan persentase bagi hasil yang lebih rendah dibanding kedua Gojek dan Grab, yakni 15%. 

Sepengetahuan Chief Operational Officer (COO) BitCar Christiansen FW Wagey, kedua decacorn itu menerapkan 20% dari uang yang dibayarkan penumpang kepada mitra. Christiansen sendiri, sempat menjadi mitra Gojek dan Grab.

(Baca: Peluang FastGo Bersaing dengan Gojek dan Grab di Indonesia)

Skema bagi hasil itu pun diterapkan bertahap oleh BitCar. “Agustus 0%,  September 10%. Oktober dan seterusnya 15%,” kata Christiansen kepada Katadata.co.id, Rabu (31/7) lalu.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...