Tak Pakai Teknologi Huawei, Eropa Butuh Rp 886 T untuk Kembangkan 5G

Desy Setyowati
10 Juni 2019, 11:11
Eropa perangkat huawei, jaringan 5G
ANTARA FOTO/REUTERS/WOLFGANG RATTAY
Eropa butuh tambahan biaya hingga Rp 886 triliun jika tak pakai perangkat Huawei.

Eropa merupakan salah satu wilayah yang didorong pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk tidak menggunakan teknologi Huawei. Menurut analisis industri, Eropa butuh tambahan biaya US$ 62 miliar atau sekitar Rp 886 triliun untuk membangun jaringan 5G jika tidak menggunakan teknologi Huawei dan ZTE.

Analisis industri tersebut tertuang dalam laporan yang disusun oleh kelompok lobi telekomunikasi Global System for Mobile Communications Association (GSMA). GSMA ini mewakili lebih dari 750 operator di dunia.

Proyeksi tambahan biaya hingga US$ 62 miliar tersebut memperhitungkan larangan penuh atas pembelian perangkat Huawei dan ZTE dalam pengembangan jaringan 5G di Eropa. “Operator perlu mengganti infrastruktur yang ada, sebelum menerapkan peningkatan 5G,” demikian dikutip dari laporan tersebut yang dilansir dari Reuters, Jumat (7/6) lalu.

(Baca: Huawei Diblokir, Giliran Tiongkok Beri Peringatan Perusahaan AS)

Kenaikan biaya pengembangan jaringan 5G bisa terjadi, karena biaya input yang ditanggung operator di Eropa naik. Kenaikan biaya input itu disebabkan oleh hilangnya pesaing secara signifikan di pasar peralatan seluler. Apalagi, pangsa pasar Huawei dan ZTE lebih dari 40% di Uni Eropa.

Salah seorang sumber Reuters di industri telekomunikasi menyebutkan, Huawei merupakan pendukung utama kelompok lobi GSMA. Karena itu, GSMA menyuarakan keprihatinannya terkait konsekuensi dari larangan penuh terhadap Huawei.

(Baca: Huawei Masuk Daftar Hitam Perdagangan, Putin Sebut AS Egois)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...