Okupansi Hotel Anjlok 60% Imbas Pandemi, OYO Ubah Strategi Bisnis

Cindy Mutia Annur
18 Juni 2020, 07:00
Okupansi Hotel Anjlok 60% Imbas Pandemi, Startup OYO Ubah Model Bisnis
OYO
Ilustrasi platform OYO

Startup jaringan hotel asal India, OYO mencatat, okupansi hotel yang menjadi mitra anjlok 60% imbas pandemi corona. Perusahaan pun terpaksa mengubah strategi bisnis, utamanya dari sisi kemitraan.

Sebelum ada pandemi virus corona, perusahaan menerapkan sistem jaminan minimum (minimum guarantee/MG). Sistem yang dimaksud yakni memberikan sejumlah uang setiap bulan kepada mitra, dengan berbagai risiko pasar.

Namun, OYO kesulitan memprediksi risiko maupun potensi okupansi hotel akibat pandemi Covid-19. Penyebabnya, aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi. Selain itu, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah.

"Begitu banyaknya parameter zona hijau, kuning, merah yang berbeda-beda di tiap wilayah Indonesia. Terus terang ini menyulitkan kami dalam memprediksi mengenai potensi okupansi hingga akhir tahun," Country Head Emerging Businesses OYO Hotels & Homes Indonesia Eko Bramantyo saat konferensi pers secara virtual, Rabu (17/6).

(Baca: Pengguna dan Mitra Hotel Keluhkan Refund, OYO: 80% Sudah Dibayar)

Oleh karena itu, perusahaan mengubah skemanya menjadi bagi hasil (revenue sharing) dengan mitra. Besarannya tergantung pada potensi pasar dan kondisi lingkungan sekitar.

Perusahaan telah menyampaikan perubahan skema kerja sama itu kepada mitra. "Ada yang tidak terima, pikir-pikir dahulu, dan ada yang tidak menghiraukan. Itu respons yang kami terima dengan sangat terbuka, karena kami sadar pandemi ini datang secara tiba-tiba," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...