Teknologi Ini Bantu GoPay, XL, BRI Atasi Pandemi Corona
Data menjadi sumber bagi perusahaan swasta hingga pemerintah dalam mengambil kebijakan atau strategi bisnis, khususnya di tengah pandemi corona. GoPay, XL Axiata dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengungkapkan, teknologi komputasi awan (cloud) membantu mereka mengolah data.
CEO GoPay Aldi Haryopratomo menjelaskan, perusahaan berfokus menyediakan layanan yang berdampak luas. Tantangannya, bagaimana mewujudkan hal ini secara cepat.
“Kami harus membangun teknologi yang aman dan andal, sehingga terus memperoleh kepercayaan puluhan juta pengemudi, pedagang, dan pelanggan,” katanya saat konferensi pers secara virtual, Rabu (24/6). “Situasi Covid-19 menjadikannya lebih penting bagi kami.”
Oleh karena itu, GoPay mencari mitra penyedia layanan teknologi yang mendukung perusahaan mengelola dan menganalisis data dengan cepat. “Yang terpenting, penyedia itu memenuhi seluruh peraturan di Indonesia,” katanya.
(Baca: Potensinya Besar, Google Luncurkan Pusat Data di Jakarta Hari Ini)
Data menjadi hal yang penting, karena digunakan untuk membuat keputusan. “Data adalah sumber kehidupan kami,” ujar Aldi.
Perusahaan menganalisis data untuk mengetahui minat konsumen. Terlebih lagi, kebiasaan masyarakat berubah di tengah pandemi virus corona.
Sedangkan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo menilai, pandemi corona merupakan momentum untuk mempercepat digitalisasi. Dalam hal ini, data menjadi dasar bagi perusahaan dalam menetapkan strategi digitalisasi.
Di satu sisi, industri perbankan diatur ketat oleh pemerintah. Maka, “bagaimana kami bisa berinovasi dengan cepat, dinamis, serta menyimpan data secara aman, telah menjadi prioritas utama,” kata dia.
(Baca: Menristek Paparkan 10 Tren Teknologi Selama Pandemi Covid-19)
Oleh karena itu, cloud menjadi salah satu teknologi yang dibutuhkan, utamanya untuk pengelolaan data. Tentunya, tetap memastikan data yang diolah berada di Indonesia, sebagaimana kebijakan pemerintah.
BRI pun menggunakan layanan Google Cloud yang dirilis di Jakarta pada hari ini. “Kami ingin mempercepat pertumbuhan ekosistem usaha mikro di Indonesia dengan transformasi digital menggunakan Google Cloud Platform,” katanya.
Sedangkan Chief Information and Digital Officer XL Axiata Yessie D Yosetya mengatakan, layanan yang diminati konsumen berubah akibat pandemi corona. Saat ini, layanan data terkait panggilan video (video call) baik untuk belajar maupun bekerja di rumah meningkat penggunaannya
“Kolaborasi menjadi sangat penting untuk memastikan XL Axiata ikut andil dalam memberikan konektivitas untuk pelanggan,” ujar dia. Dalam hal ini,teknologi cloud membantu perusahaan memantau ketersediaan layanan.
Google memang meluncurkan pusat data (data center) di Jakarta pada hari ini (24/6). Ini karena potensi pasarnya di Indonesia dinilai besar. Terlebih lagi, ada 150 juta lebih pengguna internet di Tanah Air.
Perusahaan lainnya, DCI Indonesia juga mengoperasikan gedung pusat data ketiga (JK3) mulai awal bulan ini. Fasilitas itu memiliki kapasitas 12 MW.
Perusahaan menilai, layanan pusat data semakin dibutuhkan selama era normal baru (new normal). DCI Indonesia pun optimistis dapat menyumbang sekitar 20% kapasitas tambahan ke pasar data center Indonesia.
(Baca: Potensi Bisnis Pusat Data di RI Besar, tapi Investor Keluhkan Regulasi)