Perkuat Bisnis Streaming Film, Pengembang PUBG Tencent Akuisisi iFlix

Desy Setyowati
25 Juni 2020, 15:25
Rambah Bisnis Streaming Film, Pengembang PUBG Tencent Ambil Alih iFlix
Google Play Store
Ilustrasi platform iFlix

Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Tencent menyatakan telah membeli platform video on demand (VoD) iFlix. Pengembang gim PUBG Mobile ini pun memperluas pasar, dengan merambah bisnis streaming film.

Tencent mengatakan, langkah tersebut untuk memperkuat kehadiran perusahaan di Asia Tenggara. “Katalog iFlix dengan konten internasional, lokal, dan asli akan memungkinkan untuk memperluas jangkauan layanan streaming video,” kata perusahaan dikutip dari Reuters, Kamis (25/6).

Sebagaimana diketahui, Tencent memiliki layanan streaming video yakni WeTV, yang diluncurkan di Thailand pada 2019. (Baca: Perusahaan Australia dan Tiongkok Dikabarkan Tertarik Beli iFlix)

Juru bicara Tencent menolak untuk mengungkapkan nilai kesepakatan. Namun, perusahaan media Amerika Serikat (AS) Variety melaporkan bahwa Tencent membeli iFlix seharga beberapa puluh juta dolar.

Harganya turun jauh dibanding yang ditarget iFlix melalui penawaran saham (public listing) di Australia, yakni US$ 1 miliar. Namun, iFlix enggan berkomentar.

Sebelumnya, dua sumber Business Times mengatakan, Tencent sudah berdiskusi dengan iFlix. Bahkan, Lowyat.net melaporkan bahwa iFlix sudah dijual ke raksasa internet asal Negeri Panda itu.

Lowyat.net menyebutkan, toko aplikasi menampilkan deskripsi bahwa penerbit iFlix yakni Renfeng Media Tech. Ini juga terdaftar sebagai penerbit aplikasi WeTV Tencent.

Selain Tencent, perusahaan Australia Crown Media and Entertainment tertarik membeli startup Malaysia itu. Crown juga disebut-sebut telah menjajaki akuisisi beberapa aset Hooq.

Sebagaimana diketahui, Hooq menutup layanan per 30 April, setelah melakukan pengajuan likuidasi akhir Maret lalu. (Baca: Harga Saham Tencent Lampaui Alibaba, Kekayaan Jack Ma Digeser Bos PUBG)

Sumber Business Times mengatakan, iFlix telah mengumpulkan lebih dari US$ 360 juta dari investor termasuk Fidelity, EDBI dan Hearst. Namun, saat ini startup VoD itu tengah berjuang untuk memenuhi kewajiban utangnya.

Salah satu sumber mengatakan, iFlix berniat untuk melantai di Bursa Efek Australia awal tahun ini. Tetapi kemudian membatalkan rencana itu, karena sentimen pasar yang lemah.

“Dalam posisi keuangan saat ini, iFlix hanya memiliki sekitar dua hingga tiga minggu untuk bertahan,” demikian dikutip dari Business Times. (Baca: iFlix PHK Karyawan Akibat Pandemi Corona dan Beban Utang)

Salah satu pendiri iFlix Mark Britt pun mengundurkan diri dari posisi kepala eksekutif akhir tahun lalu. Namun, ia tetap menjadi direktur eksekutif. Sedangkan co-founder iFlix Patrick Grove mengundurkan diri dari dewan perusahaan pada April lalu.

Kemudian, perusahaan menunjuk Ryan Shaw dan John Zeckendorf untuk menjabat posisi dewan pada 7 Mei. Shaw dan Zeckendorf merupakan prinsipal dari Mandala Asset Solutions yang berbasis di Australia.

Perubahan dewan itu terjadi ketika iFlix semakin dekat dengan tenggat waktu penyelesaian penawaran saham perdana (IPO) pada 31 Juli nanti. Namun, DealStreetAsia menyebutkan bahwa cadangan kas perusahaan disebut-sebut hanya US$ 12,7 juta.

(Baca: iFlix & Hooq Goyah saat Bisnis Video Streaming Panen Trafik, Mengapa?)

Perusahaan juga melaporkan kerugian bersih US$ 158,1 juta pada 2018. Ini terjadi karena ‘bakar uang’ atau promosi US$ 25,5 juta, sehingga liabilitas atau kewajiban bersih iFlix mencapai US$ 68,6 juta pada akhir 2018.

Nilai itu termasuk US$ 77,7 juta modal kerja negatif. Pada September 2019, perusahaan memperkirakan bahwa modal hanya cukup untuk overhead dan administrasi hingga 30 November 2019.

Namun, iFlix belum juga mengumumkan pendanaan tambahan sejak saat itu. Di satu sisi, investornya yakni Surya Citra Media (SCM) memutuskan untuk menarik dana Rp 98,62 miliar pada 31 Desember 2019.

Terakhir, iflix mengumumkan tambahan modal dari Fidelity International, MNC Group, Yoshimoto Kogyo dan JTBC pada 2019. Investor sebelumnya yakni Hearst Communications, EDBI, Liberty Global, Zain, Sky Plc dan Evolution Media Capital.

(Baca: Saingi IndoXXI hingga Netflix, GoPlay Andalkan Ekosistem Gojek)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...