Riset CSIS: Grab Sumbang Rp 77,4 Triliun untuk Ekonomi Indonesia 2019
Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics menunjukkan, Grab berkontribusi Rp 77,4 triliiun terhadap ekonomi Indonesia pada 2019. Kontribusi terbesar berasal dari layanan GrabFood, yakni Rp 37,3 triliun.
Survei ini dilakukan terhadap 5.008 responden di 12 kota selama Oktober hingga Desember 2019 pada empat lini bisnis yakni GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios. Kota yang disurvei yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Palembbang, Bandar Lampung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Manado, dan Balikpapan.
CSIS menyurvei secara tatap muka. Penarikan sampelnya menggunakan metode pengacakan sistematis (systematic random sampling) dan kontrol kualitas call-back terhadap 50% responden.
"Kontribusi (Rp 77,4 triliun) ini ada kenaikan cukup besar dibanding tahun sebelumnya,Rp 48,9 triliun. Kenaikan terjadi di keempat lini bisnis tersebut," ujar Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri saat konferensi pers secara virtual, Kamis (25/6).
(Baca: Pecat 360 Pegawai, Bos Grab Janji Tak Ada PHK Lagi Tahun Ini)
Berdasarkan survei ini, penjualan mitra GrabFood di 12 kota rata-rata meningkat 35% per bulan. Sebelum bergabung dengan Grab, rata-rata penjualan mereka hanya naik dari Rp 36,7 juta menjadi Rp 49,6 juta per bulan.
Penjualan makanan di restoran pun meningkat rata-rata Rp 3,9 juta per bulan, tanpa mengeluarkan biaya tambahan seperti perluasan tempat makan. Sebanyak 48% mitra GrabFood yang penjualannya naik, tanpa mengeluarkan biaya. Rerata kenaikan penjualannya 24%.
"Kontribusi GrabFood pada tahun ini (Rp 37,3 triliun) meningkat 79% dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 20,8 triliun," ujar Yose. (Baca: CSIS: Grab Berkontribusi Rp 49 Triliun Terhadap Ekonomi Indonesia 2018)
Sedangkan mitra GrabKios berkontribusi Rp 3,1 triliun, atau naik dibandingkan 2018 yang hanya 2,7 triliun. Penjualan mereka rerata meningkat 17% dari Rp 9,8 juta menjadi Rp 11,4 juta per bulan pada tahun lalu.
Begitu juga ibu rumah tangga yang kini menjadi GrabKios, pendapatanya mencapai Rp 8 juta per bulan. Lalu, mahasiswa Rp 8,3 juta per bulan. Orang yang sebelumnya tidak bekerja atau pengangguran pun kini memiliki penghasilan Rp 10,4 juta per bulan.
Kemudian kontribusi mitra GrabBike terhadap perekonomian naik 67% dari Rp 15,7 triliun pada 2018 menjadi Rp 26,2 triliun. Sedangkan kontribusi mitra GrabCar naik 11% dari Rp 9,7 triliun menjadi Rp 10,8 triliun.
(Baca: Setelah PHK Karyawan, Gojek dan Grab Fokus Pada 3 Layanan Ini)
Para responden juga mengaku kualitas hidup mereka rerata naik 13% setelah bergabung dengan Grab. Hal ini terdiri dari komponen spiritual, psikologis, lingkungan, sosial, ekonomi, dan fisik. Para mitra GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabKios mengalami peningkatan kualitas hidup masing-masing 21%, 4%, 18%, dan 13%.
Rerata konsumen GrabBike, GrabCar, dan GrabFood mengatakan, ketiga layanan ini menghemat waktu dan uang, juga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka. "Para gig workers (pekerja lepas) di sektor digital seperti Grab ini dapat memberikan keuntungan bagi individu itu sendiri maupun ekonomi secara makro,” ujar Yose.
Tercatat, 27% mitra GrabFood dapat mempekerjakan dua karyawan baru setelah bergabung. Lalu, 6% mitra GrabKios merekrut rerata dua pegawai anyar setelah bermitra.
(Baca: Strategi Grab Jaga Pendapatan Mitra Pengemudi di Tengah Pandemi Corona)