Pakar IT Ungkap Empat Modus Jual-Beli Buku Rekening Bank di E-Commerce

Cindy Mutia Annur
3 Juli 2020, 18:43
Pakar IT Ungkap Empat Modus Jual-Beli Buku Rekening Bank di E-Commerce
ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.
Ilustrasi, karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020).

Buku rekening tabungan bank hingga kartu debit dijual bebas di platform e-commerce dan media sosial. Pakar informasi dan teknologi (IT) menilai, ada empat modus kejahatan dari transaksi ilegal itu.

Pertama, ada kemungkinan kebocoran data kependudukan yang sah. Ini bisa terjadi jika blangko Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang belum diisi disalahgunakan.

Blangko KTP kosong itu bisa jadi diisi dengan data asli tapi palsu. Maksudnya, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, tanggal lahir, dan lainnya diisi dengan data asli, namun foto dan tanda tangannya palsu.

"Data itulah yang digunakan untuk membuat KTP asli tapi palsu, dengan foto dan tanda tangan palsu penipu. Lalu dibawa ke bank untuk membuka rekening," ujar Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya kepada Katadata.co.id, Jumat (3/7). 

(Baca: Tokopedia, Bukalapak, Shopee Blokir Akun Penjual Buku Rekening Bank)

Rekening bank itu kemudian bisa disalahgunakan untuk tindak kejahatan seperti penipuan. Ia berharap, kepolisian segera menindaklanjuti kasus ini.

"Kalau memang ada sindikat pemalsu dan berhasil mendapatkan blangko KTP kosong, itu perlu ditelusuri dari mana sumbernya. Kalau ada pemalsuan juga perlu dilacak dan dihukum dengan berat supaya ada efek jera," ujar dia.

Selain itu, perbankan dan pihak terkait seperti penyelenggara layanan seluler perlu dilengkapi dengan alat pendeteksi keaslian KTP. Dengan begitu, perusahaan bisa mengecek keaslian identitas saat pembukaan rekening maupun pendaftaran kartu simcard baru.

(Baca: Tokopedia, Bukalapak dan Shopee Blokir Akun Penjual Surat Bebas Corona)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...