Marak PHK, Startup Tetap Incar 10 Jenis Pekerjaan Ini saat Pandemi

Fahmi Ahmad Burhan
7 Juli 2020, 17:16
Marak PHK, 10 Jenis Pekerjaan Diincar Startup Saat Pandemi Corona
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.
Ilustrasi, pekerja berjalan di atas JPO Dukuh Atas, Jakarta, Senin (4/5/2020).

Beberapa startup, termasuk Gojek dan Grab melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan karena tertekan pandemi corona. Namun, ada 10 jenis pekerjaan yang banyak dicari oleh perusahaan rintisan.

Pekerjaan yang dimaksud yakni programmer, business intelligence, digital marketing, brand manager, data analyst, dan risk management. Lalu, pekerja di divisi penjualan, di bagian manajemen ketersediaan (manage stock), manajemen pengiriman barang (delivery management), serta tenaga di bidang user interface dan user experience (UI/UX).

Advertisement

Perusahaan e-commerce misalnya, mencatatkan kenaikan transaksi selama pandemi virus corona. Oleh karena itu, startup di sektor ini semakin membutuhkan programmer. “Tapi akan ada kebutuhan penambahan di bagian logistik," kata Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu (3/7). 

(Baca: Dongkrak Transaksi, Gim dan Live Streaming Jadi Tren Baru E-Commerce)

Di bidang logistik, talenta yang dibutuhkan yakni untuk manajemen ketersediaan dan manajemen pengiriman barang. Pegawai di bidang ini sangat diperlukan untuk memperlancar pengiriman barang.

Ia memperkirakan, layanan e-commerce, kesehatan, dan toko kelontong dengan model bisnis online to offline (O2O) tetap dibutuhkan saat penerapan tatanan kebiasaan atau normal baru (new normal). “Ini karena masih relevan dan hanya bisa maintain penggunanya seperti sekarang ini," kata dia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun menyebutkan bahwa penjualan di platform e-commerce meningkat 30% selama pandemi Covid-19.

Layanan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) juga diperkirakan melonjak imbas pandemi. KoinWorks dan Akseleran misalnya, memproyeksikan pengajuan pinjaman naik 35% hingga 40%.

(Baca: Setelah PHK Karyawan, Gojek dan Grab Fokus Pada 3 Layanan Ini)

Oleh karena itu, pekerja yang ahli di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dibutuhkan selama masa krisis corona ini. “Ini diperlukan untuk menganalisis risiko pinjaman," kata Ketua Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede.

Layanan fintech pembayaran seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja juga mendulang kenaikan transaksi. Hal ini karena masyarakat diimbau bertransaksi secara non-tunai guna menghindari penularan virus corona.

Seiring dengan karakteristik layanan itu, pekerja yang ahli di bidang data analyst, programmer, risk management, dan UI/UX dibutuhkan. Apalagi UI/UX yang diharapkan bisa mendorong tampilan dan penggunaan aplikasi agar lebih menarik dan mudah digunakan konsumen.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement