Potensi Besar Bank Digital yang Makin Dilirik Banyak Pemain

Desy Setyowati
8 Juli 2020, 07:10
Ilustrasi pembayaran digital.
123RF.com/MANOONRUT RUNGSUKSRI
Ilustrasi pembayaran digital.

Bank-bank besar seperti Bank Central Asia (BCA) hingga perusahaan digital dan teknologi Grab mulai merambah model bisnis bank digital. Aksi korporasi ini tidak terlepas dari besarnya potensi pasar layanan keuangan digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Berdasarkan kajian Google, Temasek dan Bain pada tahun lalu, nilai dari layanan keuangan digital di Asia Tenggara diproyeksi US$ 38 miliar sampai US$ 60 miliar (Rp 554,2 triliun-Rp 875 triliun) per tahun pada 2025.

Advertisement

Layanan keuangan digital yang dimaksud termasuk bank, Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), asuransi, manajemen aset hingga teknologi finansial (fintech).

Secara spesifik, nilai bisnis sektor pembayaran digital di regional diperkirakan melebihi US$ 1 triliun pada 2025. (Baca: Potensi Nilai Keuangan Digital Asia Tenggara Rp 840 Triliun pada 2025)

Terlebih lagi, masyarakat Indonesia kini mulai beralih ke pembayaran digital karena pandemi corona. Transaksi fintech  pembayaran seperti GoPay besutan GojekOVO, DANA pun melonjak.

"Tekanan pandemi mengubah kebiasaan konsumen menuju valuable speed, transparansi, dan lainnya dengan tren digital saat ini," kata Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait kepada Katadata.co.id, Jumat (3/7). 

Gojek misalnya, mencatatkan tambahan 100 ribu mitra penjual (merchant) baru dalam tiga bulan di tengah pandemi virus corona. Ini akan mendorong transaksi di aplikasi, yang 50% di antaranya mengggunakan layanan pembayaran GoPay.

Transaksi di DANA pun melonjak 15% selama pandemi. Sedangkan jumlah pengguna baru OVO meningkat hampir empat kali lipat atau 267% selama pagebluk Covid-19. Transaksi yang meroket yakni pembayaran untuk e-commerce dan pesan-antar makanan.

(Baca: Riset Google: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Saat Ini Rp 568 Triliun)

Meski begitu, perbankan tetap mendapat kue terbesar dari melonjaknya transaksi pembayaran digital selama pandemi. Berdasarkan riset Rapyd selama Maret-April 2020, layanan pembayaran milik BCA, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Permata masuk 15 besar yang paling sering dipakai.

Sebanyak 12,2% dari 500 responden yang disurvei di Indonesia memilih KlikBCA untuk bertransaksi. Lalu 8% memilih layanan pembayaran Bank Mandiri, 4,6% BRI, dan 4% BNI. Data ini tampak pada Databoks berikut:

Berkaca dari data-data tersebut, tidak heran jika bank-bank besar mulai merambah model bisnis bank digital. "Setiap ada positive side, maka sektor ini menjadi pilihan investor," kata Jefri.

Hal senada disampaikan oleh Ekonom INDEF Nailul Huda. “Potensi untuk layanan bank digital masih sangat besar karena nasabah milenial banyak, pertumbuhan kelas menengah pesat, penetrasi internet semakin masif, serta adanya pandemi Covid-19,” kata dia.

(Baca: Bank Ramai Beralih ke Digital, BCA Ramal Dua Pekerjaan Hilang)

Namun, ada beberapa persoalan yang harus diatasi para pelaku usaha ini untuk meningkatkan transaksi layanan keuangan di Tanah Air. Permasalahan yang dimaksud seperti maraknya kejahatan siber, literasi keuangan digital yang rendah, sistem keamanan data yang rentan, dan belum adanya regulasi perlindungan data.

“Bank pasti akan bergerak ke arah bank digital,” kata dia. Bisa dengan membuat sistem sendiri maupun mengakuisisi perusahaan penyedia layanan dompet digital.

Namun, geliat bank digital di Indonesia belum semasif negara lain, seperti Singapura maupun Hong Kong. Bank digital di Singapura tidak memiliki kantor cabang. Induk Shopee, Sea Group, Grab, dan Ant Financial pun mengajukan izin untuk mendirikan bank digital di negeri jiran itu.

Sebanyak 14 dari 21 proposal yang diajukan memasuki tahap penilaian pada pertengahan Juni lalu. (Baca: Berambisi jadi Bank Digital di Singapura, Grab Gandeng Singtel)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement