Alasan Gojek dan Grab Serius Garap Bisnis Cloud Kitchen Saat Pandemi

Desy Setyowati
9 Juli 2020, 14:48
Alasan Gojek dan Grab Serius Garap Bisnis Cloud Kitchen Saat Pandemi
ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Ilustrasi, sejumlah pengemudi ojek daring (online) menunggu penumpang di depan Stasiun Pondok Cina, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019).

Selama pandemi corona, masyarakat tidak diperbolehkan makan dan minum di restoran. Kondisi ini meningkatkan transaksi layanan pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood. Gojek dan Grab pun makin serius mengembangkan bisnis cloud kitchen.

Cloud kitchen merupakan istilah layanan restoran berbasis komputasi awan (cloud). Konsumen tidak bisa membeli dan menikmati makanan maupun minuman di restoran. Produk hanya dapat dipesan secara online.

Advertisement

Grab mengembangkan cloud kitchen yang disebut GrabKitchen sejak 2018. Sedangkan Gojek menamai layanannya Dapur Bersama, yang dikembangkan sejak akhir tahun lalu.

Decacorn asal Singapura, Grab menargetkan bisa membangun 50 GrabKitchen di Jakarta, Bandung, Medan, dan Bali hingga akhir 2019. Pada Februari lalu, mereka meresmikan lima cloud kitchen di Surabaya, Jawa Timur.

Grab juga menghadirkan GrabKitchen di Singapura. (Baca: Grab Luncurkan Cloud Kitchen Pertama di Singapura)

Sedangkan Gojek mempunyai 27 Dapur Bersama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Medan dan Bandung. “Kalau semua lancar, semestinya akhir tahun bisa 100 lokasi,” kata co-CEO Gojek Andre Soelistyo saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/7).

Layanan cloud kitchen dinilai efisien dan efektif mendorong transaksi mitra penjual (merchant), utamanya saat pandemi Covid-19. Tidak heran jika Gojek dan Grab makin serius mengembangkan bisnis ini.

Dari sisi efisiensi, Gojek dan Grab mengandalkan insight dari data yang dikelola guna menentukan lokasi yang banyak peminatnya. Dengan begitu, kedua decacorn ini bisa mencari tempat yang biaya sewanya murah, namun potensi pembelinya tinggi.

(Baca: Tutup GoFood Festival, Gojek Target Buat 100 Dapur Bersama)

Dari sisi transaksi, Andre mengatakan bahwa porsi layanan pesan-antar makanan melonjak dari 20-30% menjadi 70-80% saat pandemi virus corona. “Jadi penjualan dengan delivery jauh lebih efisien,” ujar dia.

Peningkatan tersebut juga sesuai dengan hasil riset Facebook dan Bain and Company bulan lalu, sebagaimana tecermin pada Databoks berikut:

Chief of Public Policy and Government Relations Gojek Shinto Nugroho menambahkan, transaksi mitra yang bergabung di Dapur Bersama rerata meningkat 70%. “Saat masa pandemi ini, kami berupaya agar UMKM tidak kehilangan mata pencarian,” kata dia.

(Baca: Bersaing Ketat, Grab dan Gojek Rilis Menu Eksklusif dan Cloud Kitchen)

Hal senada disampaikan oleh Head of Marketing GrabFood Grab Indonesia Hadi Surya. Ia mengatakan, konsep cloud kitchen menawarkan beragam keunggulan yang mendorong bisnis kuliner untuk terus relevan bahkan saat penerapan tatanan kebiasaan atau normal baru (new normal).

Berdasarkan kajian Grab pada tahun lalu, GrabKitchen mengurangi waktu tunggu pelanggan. Sebab, rata-rata waktu pengantaran 25 menit. Mitra pengemudi juga menerima 40% lebih banyak penghasilan dari pesanan GrabFood.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement