Manuver Unicorn & Decacorn RI untuk Dorong Transaksi di Tengah Pandemi

Desy Setyowati
13 Juli 2020, 11:50
Manuver Unicorn & Decacorn RI untuk Dorong Transaksi di Tengah Pandemi
Katadata/desy setyowati
Ilustrasi, platform unicorn dan decacorn Indonesia

Pandemi corona memukul banyak sektor, termasuk startup. Para unicorn Tanah Air seperti Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan OVO, serta decacorn Gojek pun menerapkan beragam strategi untuk bisa bertahan dan meningkatkan transaksi di tengah pandemi.

Perusahaan e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak memang kebanjiran permintaan selama pandemi virus corona. Namun, keduanya menerapkan strategi baru untuk mendorong transaksi di masa pagebluk ini.

Bukalapak misalnya, bekerja sama dengan Bank Mandiri dan meluncurkan fitur pencarian hunian yang diberi nama BukaRumah. Melalui layanan baru ini, konsumen bisa mencari hingga mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

(Baca: Gaet Bank Mandiri, Bukalapak Luncurkan Fitur Pencarian Rumah)

Unicorn itu juga berencana menjadikan mitra pelapak sebagai agen perbankan. Unicorn merupakan sebutan bagi startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. Sedangkan decacorn memiliki valuasi US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun lebih.

“Kami bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk mengubah beberapa warung menjadi agen perbankan tanpa cabang,” kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dikutip dari Reuters, Jumat (10/7).

Saat ini, Bukalapak telah menggaet hampir lima juta warung dan agen Mitra. Rachmat mencatat, transaksi di warung-warung ini lebih dari US$ 70 miliar dalam setahun. Nilainya sekitar seperlima dari pasar ritel di Indonesia yang mencapai Rp 380 miliar.

(Baca: Bukalapak Berencana Jadikan Mitra Warung Sebagai Agen Bank)

Melalui warung, Bukalapak dan Bank Mandiri menyasar masyarakat yang belum memiliki rekening. Berdasarkan data Bank Dunia, jumlahnya lebih dari setengah penduduk Indonesia.

Nantinya, pengguna layanan dapat menyetor dan menarik uang tunai di warung. Selain itu, dapat mengirim uang maupun membayar tagihan.

Sedangkan Tokopedia gencar menggaet perusahan otomotif untuk berjualan online di tengah pandemi Covid-19. BMW Group Indonesia dan startup penjualan mobil bekas Carro pun bergabung di platform.

(Baca: Dua Strategi Tokopedia Gaet Perusahaan Otomotif Berjualan Online)

Tokopedia juga dikabarkan dalam pembicaraan dengan Google dan Temasek Holdings Pte. Negosiasi ini terkait putaran pendanaan senilai US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar (Rp 7,2 triliun sampai Rp 14,5 triliun).

Sumber Bloomberg mengatakan, Tokopedia mengadakan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat (AS) lainnya. Mereka yakni Facebook Inc., Microsoft Corp., dan Amazon.com Inc.

Selain e-commerce, bisnis perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran terdongkrak pandemi corona. Namun, CEO OVO Jason Thompson mengatakan bahwa perusahaan harus membangun manajemen sistem yang baik di tengah pandemi ini.

(Baca: Fintech RI Mirip Tiongkok, Investor Sebut OVO & DANA Berpotensi Merger)

OVO juga dikabarkan sepakat untuk merger dengan DANA. “Mereka bertujuan mengurangi ‘bakar uang’,” demikian kata sumber yang mengetahui informasi tersebut, dikutip dari Bloomberg, akhir pekan lalu (12/6).

Sedangkan Traveloka terpukul pandemi, karena tempat wisata dan bioskop ditutup. Layanan transportasi seperti pesawat juga dibatasi.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...