Miniso & Nadjani Ungkap Lonjakan Transaksi Via E-Commerce Saat Pandemi

Desy Setyowati
16 Juli 2020, 17:36
Miniso & Nadjani Ungkap Lonjakan Transaksi Via E-Commerce Saat Pandemi
Instagram/@minisoindo
Ilustrasi, peluncuran Miniso di Bali pada Agustus 2019.

Perusahaan retail Miniso hingga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti Nadjani mengandalkan platform digital untuk mendorong penjualan di tengah pandemi corona. Keduanya pun mencatatkan peningkatan transaksi melalui e-commerce.

Miniso mencatatkan kenaikan pesanan 1,3 kali lipat dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19. Secara rinci, permintaan produk tas dan parfum meningkat 30%, peralatan rumah tangga 25%, dan produk elektronik 10%.

Advertisement

Perusahaan retail itu pun menggunakan layanan pengelolaan pesanan atau order fulfillment dari e-commerce enabler, Jet Commerce sejak April. Miniso juga menggunakan layanan inventory management untuk mengelola 1.800 stock eeping Unuit (SKU) produk.

(Baca: Pemerintah Targetkan 10 Juta Lebih UMKM Jualan Online Akhir Tahun Ini)

Melalui kerja sama itu, Miniso mengoptimalkan strategi penjualan hingga menganalisis data inventaris dan penjualan. “Dalam menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian selama pandemi ini, kami wajib beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi,” kata E-commerce Marketing Manager Miniso Yingying Wu dikutip dari siaran pers, beberapa waktu lalu (14/7).

CEO Jet Commerce Indonesia Webber Chen menilai, pengelolaan inventaris dan pesanan merupakan hal krusial bagi pelaku bisnis yang berjualan di e-commerce. “Selain bermanfaat dalam efisiensi biaya dan peningkatan arus kas (cash flow), dapat menghindari kerugian akibat stok produk yang kedaluwarsa, rusak, ataupun tidak relevan dengan permintaan pasar,” ujarnya.

(Baca: Inovasi Bisnis Busana Muslim Nadjani Hadapi Pandemi)

Pelaku UMKM di bidang mode (fashion), Nadya Amatullah Nizar juga mencatatkan peningkatan transaksi melalui e-commerce. Pemegang merek Nadjani ini sudah berjualan online sejak 2013.

“Sekitar 70:30 online dan offline-nya. Tapi tetap saja terasa saat pandemi virus corona, karena harus menutup toko. Tapi, justru penjualan online melonjak,” kata Nadya saat mengikuti webinar Oke Oce pada pertengahan Juni lalu.

Selama pandemi, Nadya menjual 8.000 baju muslim dan rata-rata semua terjual habis. Padahal, sebelumnya hanya sekitar 5.000 baju dan 500 jilbab yang terjual, dengan omzet Rp 2 miliar per bulan.

“Justru di saat pandemi omzet naik. Bisa Rp 4 miliar per bulan. Ini karena pelanggan setia saya kerja dari rumah, waktu lebih banyak untuk online,” kata dia.

(Baca: Bukalapak, Shopee, Tokopedia Ungkap Produk Tekstil Laris Saat Pandemi)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement