Disinggung Luhut soal Pusat Cloud di Asia, Google Ungkap Peluangnya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan sempat menyatakan, Google berminat menjadikan Indonesia sebagai pusat komputasi awan (cloud hub) di Asia. CEO Google Cloud Thomas Kurian mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air memang sangat cepat.
Namun, ia enggan berkomentar banyak perihal pernyataan Luhut tersebut. Kurian menjelaskan bahwa pasar Indonesia memang potensial.
“Karena (hal-hal) yang menjanjikan di Indonesia dan ekonomi digital yang kami lihat berkembang pesat, kami menyediakan infrastruktur digital untuk menyatukan antarpulau,” kata Kurian saat round table VIP Next On Air, kemarin (16/7).
(Baca: Strategi Google Berebut Pasar Cloud dengan Amazon hingga Alibaba di RI)
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu meluncurkan pusat data (data center) cloud di Jakarta pada akhir bulan lalu (24/6). Google bersaing dengan Amazon dan Alibaba yang lebih dulu hadir, dan Microsoft yang berencana masuk.
(Baca: 6 Sebab Google, Amazon, Microsoft, Alibaba Incar Pasar Pusat Data RI)
Google membangun infrastruktur tersebut sesuai arahan pemerintah agar data pengguna berada di Tanah Air. Selain itu, ada banyak perusahaan yang mengandalkan layanan cloud.
Di Indonesia, Tokopedia, BRI, XL Axiata, Gojek, Unilever, Ticket.com hingga AirAsia juga menggunakan layanan Google Cloud. “Kami melihat pertumbuhan dan banyaknya industri. Kami menghadirkan komitmen di negara ini,” ujar dia.
Saat meluncurkan Google Cloud Region di Jakarta bulan lalu, CEO Google Sundar Pichai juga mengungkapkan bahwa potensi pasar di Indonesia besar. “Indonesia merupakan salah satu negara paling kreatif, dinamis, dan berjiwa entrepreneur di Asia Tenggara,” katanya, bulan lalu (24/6).
(Baca: Tiga Raksasa Teknologi Dunia Berebut Pasar Cloud di Indonesia)
Pichai menilai, ekonomi digital di Indonesia berkembang paling cepat di regional. “Dan terus tumbuh di atas 40% setiap tahunnya,” kata dia.
Oleh karena itu, Google membangun pusat data di Jakarta, yang merupakan ke-24 secara global. Fasilitas ini diharapkan mempercepat adopsi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) dan data analytics oleh startup hingga perusahaan besar di Indonesia.
Untuk membangun tenaga kerja yang siap dengan teknologi cloud, Google pun memberikan 150 ribu laboratorium pelatihan langsung di Indonesia pada tahun ini. Selain pelatihan, peserta akan memperoleh akses Google Cloud Platform (GCP) gratis.
(Baca: Bertemu CEO Microsoft, Jokowi Janji Percepat Aturan Pusat Data di RI)
Mereka juga akan memperoleh beragam program inisatif kesiapan karier dan mendapatkan sertifikat. Program ini mencakup Juara GCP, pelatihan orientasi cloud, serta beasiswa digital dengan Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informatika (Kominfo).
Menteri Kominfo Johnny Gerard Plate juga sempat meminta Google membuat pusat data yang terintegrasi dengan sistem pemerintah. Ia berjanji bakal berdiskusi dengan para ahli dan pemangku kebijakan di beberapa negara terkait penggunaan data.
Hal itu bertujuan memastikan kedaulatan data dan memaksimalkan pemanfaatannya untuk Indonesia dan dunia. (Baca: Potensi Bisnis Pusat Data di RI Besar, tapi Investor Keluhkan Regulasi)