Peluang Investasi ke Startup ketika Indonesia di Ambang Resesi
Beberapa analis dan perusahaan riset memperkirakan, Indonesia berada di ambang resesi akibat pandemi corona. Namun, kondisi ini belum tentu mengurangi minat investor untuk menanamkan modalnya di startup.
CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, modal ventura cenderung melihat data per sektor. Ada beberapa sektor startup yang justru kebanjiran permintaan layanan, transaksi, dan pelanggan baru di tengah pandemi Covid-19.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang diprediksi minus 5% (kuartal II). Tapi, layanan terkait e-commerce kan rata-rata naik. Begitu juga startup pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech)," kata Eddi kepada Katadata.co.id, Selasa (21/7).
Proyeksi pertumbuhan ekonomi itu merujuk pada prediksi Morgan Stanley. Datanya bisa dilihat pada Tabel di bawah ini:
Negara | Kuartal I | Kuartal II* | Kuartal III* | Kuartal IV* |
Indonesia | 2,97% | -5% | -1,50% | -0,5% |
Singapura | -0,3% | -12,6% | n/a | n/a |
Malaysia | 0,7% | -13% | -6% | -1,6% |
Filipina | -0,2% | -14% | -4,50% | -0,5% |
Thailand | 1,8% | -1% | -2% | -0,6% |
Asia Tenggara | 1,2% | -8,9% | -3,3% | -0,8% |
(*) proyeksi
Sumber: Morgan Stanley
Resesi merupakan penurunan kinerja ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan dalam setahun. Negara tetangga yang masuk ke dalam jurang resesi yakni Singapura dan Korea Selatan.
Meski begitu, melambatnya pertumbuhan ekonomi memang bisa berdampak pada penurunan daya beli. "Terutama pada segmen Business to Consumer (B2C). Yang Business to Business (B2B) juga akan terdampak tapi tergantung sektor industrinya," katanya.
Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait juga mengatakan, investor mencermati pertumbuhan ekonomi yang terpukul pandemi Covid-19. “Lebih bijaksana dalam berinvestasi," kata dia.
Sebab, perusahaan rintisan di sejumlah sektor terpukul pandemi virus corona. "Tidak boleh cepat dalam mengambil keputusan. Bukan berarti ragu," ujarnya.