Singapura dan Korsel Resesi, Bagaimana Dampak ke Investasi Startup RI?

Fahmi Ahmad Burhan
24 Juli 2020, 14:22
Singapura dan Korsel Resesi, Bagaimana Dampak ke Investasi Startup RI?
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi dolar AS

Singapura dan Korea Selatan jatuh ke jurang resesi akibat pandemi corona. Modal ventura menilai, kondisi ini membuat investor dari kedua negara lebih selektif dalam menanamkan modalnya di startup, termasuk di Indonesia.

Salah satu investor Singapura yang rajin berinvestasi di startup Tanah Air yakni Temasek. Gojek merupakan salah satu startup yang mendapatkan dana dari perusahaan investasi milik pemerintah Singapura itu.

Advertisement

Tokopedia juga dikabarkan memperoleh pendanaan sekitar US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,1 triliun dari Temasek, pada awal tahun ini. Selain itu, Bukalapak mendapatkan dana segar dari investor asal Korea Selatan Shinhan GIB pada akhir tahun lalu.

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro memperkirakan, minat investor Singapura berinvestasi di startup Tanah Air berubah dalam jangka pendek. “Pasti ada perubahan,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (22/7).

Pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Singapura -12,6% secara tahunan (year on year/yoy) dan -41,2% per kuartal (quarter on quarter/qoq). Ekonomi Negeri Jiran itu juga tumbuh -0,3% yoy pada kuartal I.

Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan terkontraksi 2,9% yoy dan 3,3% qtq pada kuartal II. Sedangkan pengertian resesi yakni penurunan kinerja ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan dalam setahun.

Kondisi tersebut, membuat investor berhati-hati dalam menanamkan modal, baik di dalam maupun luar negeri. "Investasi itu pasti menurun. Apakah itu karena uangnya berkurang atau karena sulit dilakukan, itu beda-beda," katanya.

Eddi menilai, investor memiliki uang untuk berinvestasi meski di masa sulit ini. “Yang sulit itu due diligence," katanya. Due diligence adalah proses investigasi atau audit terhadap investasi potensial.

Selain itu, sebagian investor tidak terlalu memperhitungkan kondisi ekonomi makro saat berinvestasi di perusahaan rintisan. Sebab, investasinya bersifat jangka panjang.

Para investor cenderung mencermati kondisi per sektor yang terpukul pandemi  Covid-19. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang diprediksi  minus 5% (kuartal II). Tapi, layanan terkait e-commerce kan rata-rata naik. Begitu juga startup pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech)," kata Eddi.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi itu merujuk pada prediksi Morgan Stanley. Datanya bisa dilihat pada Tabel di bawah ini:

NegaraKuartal IKuartal II*Kuartal III*Kuartal IV*
Indonesia2,97%-5%-1,50%-0,5%
Singapura-0,3%-12,6%n/an/a
Malaysia0,7%-13%-6%-1,6%
Filipina-0,2%-14%-4,50%-0,5%
Thailand1,8%-1%-2%-0,6%
Asia Tenggara1,2%-8,9%-3,3%-0,8%

(*) proyeksi

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement