Peluang Petani Melipat Untung Lewat Aplikasi Digital

Desy Setyowati
6 September 2020, 07:00
Peluang Petani Melipat Untung Lewat Aplikasi Digital
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Ilustrasi, petani memanen padi organik di Kampung Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020).

Pertanian menjadi salah satu dari tiga sektor yang tumbuh positif pada kuartal II, di tengah pandemi corona. Upah riil buruh tani pun meningkat mulai Mei, setelah menurun sejak awal tahun. Namun, startup pertanian mengklaim pendapatan petani bisa meningkat hingga 10 kali lipat jika bergabung dengan ekosistem digital.

Upah rill buruh tani menggambarkan daya beli petani, karena membandingkan upah nominalnya dengan indeks konsumsi rumah tangga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), upah nominal buruh tani meningkat sejak awal tahun ini.

Advertisement

Akan tetapi, upah riilnya menurun pada awal tahun. Lalu meningkat mulai Mei sebesar 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian naik lagi 0,11%, dan 0,32% pada Juli.

Untuk meningkatkan pendapatan petani, Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah (pemda) memasarkan hasil panen melalui platform digital. Kementerian mencatat, pemasaran produk hortikultura ke segmen rumah tangga melalui layanan digital meningkat 300% lebih selama masa pagebluk ini.

Sayurbox misalnya, telah menggaet 1.000 petani di beberapa daerah, termasuk Surabaya dan Bali. Head of Communications Sayurbox Oshin Hernis mengatakan, rata-rata pendapatan petani yang menjadi mitra meningkat 10 kali lipat.

“Ini karena kami menyerap seluruh hasil panennya. Kalau tengkulak biasanya memilih yang bagus saja,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (4/9).

Hasil panen itu dipasarkan melalui platform Sayurbox, dan dikategorisasi berdasarkan kualitasnya. “Ada yang namanya imperfect product. Ada grade a, b, c,” ujar Oshin.

Kalaupun masih ada produk yang belum terjual namun layak konsumsi, maka perusahaan akan menjualnya secara offline. Dengan skema itu, perusahaan memaksimalkan potensi penjualan hasil panen para mitra petani.

Selain itu, Sayurbox melatih penduduk di Bogor, Jawa Barat, untuk bertani. Ada juga petani yang tidak bekerja saat pandemi virus corona, dan diajak bekerja sama untuk bercocok tanam. “Mereka mau menanam, tapi tidak tahu mau dipasarkan ke mana karena restoran dan lainnya tutup,” katanya.

TaniHub Grup juga mencatat, rerata pendapatan mitra petani meningkat 20-25% setelah bergabung. Perusahaan menggaet lebih dari 30 ribu petani per Maret, dan ditarget mencapai 1 juta dalam lima tahun ke depan.

Co-Founder sekaligus President TaniHub Group Pamitra Wineka menjelaskan, banyak petani yang kesulitan memasarkan produknya saat pandemi Covid-19. Ini karena banyak pasar, hotel, restoran hingga katering yang tutup dalam rangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Alhasil, sekitar 10 ribu petani bergabung dengan TaniHub sejak adanya pandemi corona. “Mereka dibantu oleh pemerintah provinsi (pemprov) untuk cari pemasaran alternatif,” ujar Pamitra kepada Katadata.co.id.

TaniHub Grup memiliki tiga unit bisnis yakni TaniHub, TaniFund, dan TaniSupply.  TaniHub merupakan platform e-commerce dengan model business-to-business (B2B) dan business-to-consumer (B2C) untuk memasarkan hasil tani.

Selain di dalam negeri, TaniHub menyalurkan produk petani lokal melalui eksportir. Perusahaan berencana memasarkan secara langsung produk petani lokal ke luar negeri pada tahun depan.

“Tahun depan targetnya bisa ekspor,"  kata  Pamitra, saat konferensi pers virtual, pada Maret lalu (3/3).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement