Tiongkok Balas AS yang Berencana 'Blokir' Raksasa Semikonduktor SMIC

Fahmi Ahmad Burhan
8 September 2020, 09:51
Tiongkok Balas AS yang Berencana 'Blokir' Raksasa Semikonduktor SMIC
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/File Foto
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, penasehat keamanan nasional AS John Bolton dan Presiden China Xi Jinping menghadiri jamuan makan malam setelah ktt pemimpin negara G20 di Buenos Aires, Argentina, Sabtu (1/12/2018).

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana membatasi ekspor kepada Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC). Pemerintah Tiongkok menentang rencana itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menuduh Trump melakukan upaya hegemoni secara terang-terangan atas teknologi global. "Kami telah membuat sikap serius terhadap penindasan AS yang tidak beralasan terhadap perusahaan Tiongkok," katanya dikutip dari CNBC Internasional, Senin (7/9). 

Sikap AS dinilai bertentangan dengan sistem ekonomi pasar yang selama ini digembor-gemborkan oleh Negeri Paman Sam. "Ini tidak hanya melanggar aturan perdagangan internasional, rantai industri global, rantai pasokan, dan rantai nilai, tetapi juga merusak kepentingan nasional dan citra AS sendiri," kata Zhao.

Hanya, ia tidak memerinci tindakan apa yang akan dilakukan Tiongkok untuk membalas AS.

SMIC merupakan produsen semikonduktor terbesar di Negeri Panda. Sejak AS berencana ‘memblokir' SMIC, harga sahamnya anjlok hampir 23% di bursa Hong Kong, kemarin (7/9).

Departemen Pertahanan AS sedang mengkaji hubungan SMIC dengan militer Tiongkok. Mereka juga berdiskusi dengan lembaga lainnya, mengenai masuk tidaknya SMIC ke dalam daftar entitas yang dibatasi impornya atas produk tertentu asal Negeri Paman Sam.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menekan perusahaan teknologi Tiongkok. Apalagi, SMIC dipandang sebagai pemain kunci bagi Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan industri semikonduktor domestiknya.

Sebelum SMIC, AS membatasi akses  Huawei Technologies untuk mendapatkan semikonduktor. AS juga menambahkan 38 afiliasi Huawei di 21 negara ke daftar hitam (blacklist) ekonomi. Alhasil, 152 afiliasi Huawei masuk daftar hitam terkait perdagangan di AS.

Akibat kebijakan itu, Huawei akan berhenti memproduksi cip (chipset) andalannya, Kirin pada bulan ini.

Tekanan itu datang di tengah upaya Tiongkok mengurangi ketergantungan teknologi AS. Pemerintah Negeri Panda berencana merilis cetak biru, China Standards 2035 pada tahun ini.

Cetak biru yang disebut ‘hype’ itu merupakan bagian dari rencana besar Tiongkok mengembangkan teknologi skala dunia. China Standards 2035 akan menjabarkan rencana pemerintah dalam menetapkan standar global terkait teknologi generasi mendatang.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...